JAKARTA | Rais Syuriah PWNU Jatim, Miftahul Akhyar, meminta Presiden Joko Widodo
(Jokowi) untuk menjadikan daerah Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara sebagai
pusat peradaban Islam. Barus, kata dia, merupakan titik 0 dan awal mula Islam
berkembang di Nusantara.
"Di
sinilah kepentingan kita, bapak presiden ini kita ajak syukur-syukur bisa
membangkitkan kembali Barus menjadi pusat perhatian pusat peradaban Islam
nusantara dan kita memiliki kebudayaan yang amat tinggi itu," kata
Miftahul usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana
Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/3).
Salah satu situs sejarah tertua Indonesia, Makam Mahligai. Salah satu kompleks makam besar yang ada di Barus. |
Karena
itu, Jami'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) mengundang Presiden untuk
meresmikan titik 0 tersebut. Ia mengatakan, Barus merupakan daerah yang sudah
dikenal dunia internasional sejak 12 ribu tahun yang lalu.
"Di
sana Marcopolo pernah bersandar bahkan setelah tahun masehi awal-awal menjadi
pusat perdagangan ekspor produk kapur barusnya mendunia, sampai raja-raja
Firaun Mesir dulu kalau memumi jasad-jasad para raja dan mereka-mereka orang
tokoh, itu kulakannya dari Barus ternyata negara kita," cerita dia.
Tak hanya
itu, diperkirakan terdapat sekitar 620 ulama besar yang turut menyebarkan
Islam. Jika ini memang benar-benar terjadi, maka hal ini akan mengubah sejarah
awal mula Islam. Daerah Barus pun, kata dia, juga sudah dikunjungi oleh 24 duta
besar dari berbagai negara.
"Dan
di sana ada ribuan nisan-nisan yang terlantar, ternyata batu-batuannya bukan
dari Indonesia, dari negara-negara manca. Berarti Barus kira-kira 10 ribu tahun
yang lalu sudah dikenal dunia dan menjadi pusat perhatian dunia," jelas
dia.
Rencananya,
Presiden Joko Widodo akan meresmikan tugu titik 0 dan meletakkan batu prasasti
awal mula Islam di Nusantara, di Barus pada 24-25 Maret. Kyai Hj Ali Akbar
Marbun, ketua Jami’iyah Batak Muslim Indonesia menyampaikan, nantinya Presiden
akan hadir dan menginap di pondok pesantren Musthafawiyah di Mandailing Natal.
Acara
peresmian titik 0 ini merupakan rangkaian dari acara silaturahmi nasional JBMI.
Arief Rahman Marbun, sekjen Jami’iyah Batak Muslim Indonesia, sekaligus Ketua
panitia silatnas, mengatakan acara ini akan digelar dengan tema Indonesia
Martangiang yang artinya Indonesia berdoa.
"Indonesia
berdoa dalam kesepakatan terhadap perbedaan, kebersamaan, persaudaraan untuk
menuju Indonesia yang gemilang. Dengan kondisi bangsa kita mudah-mudahan akan
kembali dengan baik, rukun damai, dan saling bahu membahu membangun
negara," ujar dia.
REPUBLIKA.CO.ID
No comments:
Write komentar