Sunday, March 19, 2017

Puluhan Tentara Myanmar Sudah Tewas Duluan oleh Suku Pemberontak di Perbatasan Cina, Sebelum Datang ke Aceh

Yangon - Puluhan tentara Myanmar tewas dalam bentrokan melawan suku pemberotak di dekat perbatasan China, kata media pemerintah pada Selasa, mengancam rencana Aung San Suu Kyi mengakhiri perselisihan suku.
Lebih dari 20.000 orang dari Myanmar melintasi perbatasan China dalam beberapa pekan belakangan untuk berlindung dari pertempuran sengit di wilayah utara, yang mendorong Beijing menyerukan gencatan senjata suku pemberontak dengan pasukan Myanmar.

Tentara Myanmar


"Sedikit-dikitnya terjadi 48 bentrokan bersenjata melibatkan Persekutuan Tentara Nasional Demokratik Myanmar (MNDAA) dan mengakibatkan kematian puluhan tentara Myanmar," kata "Global Cahaya Baru", harian di Myanmar.

Jumlah itu hanya perkiran dari keseluruhan tentara tewas selama masa pembersihan daerah, yang dilakukan tentara pemerintah pada 6-12 Maret.

Pada pekan lalu, pemerintah mengatakan bahwa lima warga dan lima polisi lalu lintas tewas dan 20 mayat ditemukan setelah MNDAA melakukan serangan pada 6 Maret di Laukkai, ibukota wilayah timur laut Kokang.

"Sejumlah warga luka-luka dalam serangan itu," kata harian itu menambahkan.

Suu Kyi, yang mulai berkuasa pada 2015 dalam janji rekonsiliasi nasional, mengatakan akan berjuang memberikan dorongan baru untuk terciptanya proses perdamaian, namun para perwakilan suku menuduhnya berpihak pada militer.


Sekitar 270 staf dari sebuah hotel di Laukkai telah "diculik" oleh MNDAA pada 6 Maret dan dibawa ke kota Nansan, China untuk dilatih militer secara paksa, kata surat kabar itu.

MNDAA telah mengawal dengan selamat staf hotel untuk dibawa ke Nansan, kata kelompok itu pada situsnya.

Wilayah itu sekarang dalam "keadaan perang" dan pertempuran menjadi semakin sengit, terang kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang diunggah di laman mereka pada Minggu.

MNDAA adalah bagian dari Aliansi Utara - koalisi kelompok pemberontak yang terdiri dari sebuah milisi paling kuat di Myanmar, Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), dan dua kelompok kecil yang telah terlibat pertempuran dengan militer Myanmar sejak bentrokan di daerah Kokang pada 2015.

Banyak korban tewas dan puluhan ribu orang mengungsi dari wilayah itu selama pertempuran berlangsung. Pertempuran juga meluas ke wilayah Cina dan mengakibatkan kematian lima orang warga China, hal ini membuat Beijing geram.


Artikel Terkait:

Presiden Turki Kirim Kapal Perang Berisi Pasukan Khusus, untuk Buru Biksu Radikal Wirathu

Video Kemarahan Rakyat Aceh Terhadap Biksu Radikal Wirathu Menjadi Viral






Tak Terima Ada Pemeluk Budha yang Dihukum Cambuk, Biksu Wirathu Ngotot Akan ke Aceh

Biksu asal Myanmar Ashin Wirathu menyatakan tidak terima dengan keputusan hukuman cambuk yang dilakukan oleh Polisi Syariat Aceh terhadap dua warga keturunan beragama Budha di Aceh Besar.


Ashin mengaku tak akan ada seorang pun yang bisa membendung mereka untuk ke Aceh dan ia menilai nelayan Indonesia yang ketahuan berlayar di area mereka. "Tak ada yang dapat membendung kami ke Aceh," ujar Ashin seperti dilansir bersamadakwah, kamis(16/3/2017).


Sementara otoritas tertinggi agama Buddha di Myanmar sendiri melarang Ashin Wirathu berceramah selama satu tahun oleh, karangan dijatuhkan karena Ashin kerap kali melontarkan provokasi.

Komite yang beranggotakan 47 biksu Buddhis paling senior di Myanmar memberikan konfirmasi larangan itu pada hari Sabtu (11/3/2017) kemarin.

Situs berita lokal Irrawaddy menyebutkan bahwa keputusan itu, yang berlaku sejak hari Jumat kemarin hingga 12 bulan ke depan, ditujukan supaya biksu Ashin tak menyebarkan pesan kebenciannya, meski sifatnya hanya sementara.

Seperti diketahui dua warga keturunan beragama Budha dijatuhi hukuman cambuk karena terlibat judi sabung ayam di sebuah kebun masyarakat yang berada dalam kawasan Montasik Aceh Besar. Adalah Alem Suhadi ( 57) dan Amel Akim (60)

Pihak penyidik telah memberikan pilihan kepada kedua warga keturunan ini mengingat mereka beragama Budha dan bisa memilih hukuman penjara, namun keduanya lebih memilih dihukum cambuk daripada dipenjara. [beritaislamterbaru.org]


[takbir.net]

No comments:
Write komentar