Saturday, January 7, 2017

Netizen Berkirim Surat untuk Tu Bulqaini, Terkait (Tu Bulqaini: "Meunyoe taloe Mualem, malee ulama,")

Surat Terbuka untuk Tu Bulqaini

Seorang netizen pengguna Facebook bernama Abu Haula  mengirim surat terbuka untuk Tu Bulqaini.

Pasalnya Tu Bulqaini yang notabesnya seorang Ulama kharismatik di Aceh mengeluarkan argumen yang menyudutkan atau menjual nama ulama di kancah politik.


Tu Bulqani, mengatakan bahwa marwah Aceh saat ini pada Partai Aceh. Hal ini pula yang menyebabkan mayoritas ulama di Aceh mendukung kandidat yang diusung Partai Aceh.

Hal ini disampaikan Tu Bulqaini di hadapan ribuan warga Sawang, Rabu malam 4 Januari 2016.

"Meunyoe taloe Mualem, malee ulama," kata Tu Bulqaini.

Alasannya, kata Tu, karena ulama Aceh kini telah bersikap. Jika suara ulama Aceh ini tak didengar oleh masyarakat maka marwah ulama hilang.

"Makajie neudengoe harapan ulama kalinyoe. Neupileh Mualem-TA Khalid dan kandidat yang diusung oleh Partai Aceh," ujar Tu Bulqaini.

"Partai Aceh menang, isya Allah Aswaja akan tegak di Aceh," kata Tu lagi.

Kutipan dari link:
http://mediaaceh.co/news/tu-bulqaini-taloe-mualem-malee-ulama-16936#sthash.3pXMPFDF.dpuf

Berikut ulasan Surat Terbuka netizen Abu Haula yang admin kutip dari akun facebooknya, sebagai berikut: 

Maaf, Tu. Saya pikir Tu tlh agak berlebihan. Tu telah begitu sering bawa2 nama ulama di atas panggung politik. Bahkan dg pernyataan yg sangat tendensius.

Karena Tu telah memulainya maka saya yg adalah salah seorang murid dan pengikut setia para ulama dan tuntunan agama akan mencoba tanggapinya. Itu sah. Itu halal. Kita diberi hak untuk bertanya dan menjelaskan.

Schreenshot dari Abu Haula

Syahdan. Tu katakan ulama akan malu apabila tidak menang kandidat tertentu. Dus! Jujur saya menilai pernyataan ini begitu rendahannya nilai ulama di mata Tu! Itu sebuah pernyataan yg menurut saya 'menyesatkan' dan sangat tendensius!


Dan. Karena Tu telah memulainya maka saya akan coba juga bawa2 nama ulama. Apalagi saya menerima langsung amanah ini untuk disampaikan kepada umat. Tapi saya tidak melakukannya. Saya pikir akan sangat besar efeknya. Bagi yg tidak setuju akan amanah itu justru akan berbalik mengecam sang ulama tersebut. Mengecam ulama adalah fitnah besar. Kita tau sekarang umat 'HANA DITURI TUBEE2 KAOY'. Maka saya tidak menyampaikan amanah itu. Dar-ul mafasid muqaddam 'ala jalabil mashalikh...


Tapi karena sudah dituntut keadaan yg Tu ciptakan maka saya terpaksa mengatakannya. Walau bagaimanapun reaksi yg akan timbul. Setau saya, dan diakui oleh masyarakat banyak, ulama paling tua dan paling kharismatik di Atjeh saat ini adalah Abu Tumin. Abu Tumin tak pernah katakan seperti Tu katakan. Malahan sebaliknya. Abu Tu meminta kita memilih salah seorang kandidat bukan yg Tu maksudkan. Tak elok saya sebut namanya. Yg pasti baina sama-i wal-arld dari pernyataan Tu! Saya bersumpah Demi Allah ini benar adanya. Saya tidak main2!


Termasuk dalam patrelikan Aswaja. Ingat Abie Lampisang, Tu! Beliau juga tokoh mahasakti Aswaja. Dan beliau sangat sesalkan statemen Tu.


Ulama itu milik umat. Milik kita semua. Jgn dipolitisirkan. Itu kesalahan besar. Itu penodaan agama. AGAMAKANLAH POLITIK! Jgn politisirkan agama!


Nama baik Tu menjadi cemar. Hukum jaga namabaik wajib! Salam, Tu!!

No comments:
Write komentar