Siapa Zakari Saman? Inilah Biografi Lengkapnya
Tengku Zakaria Saman atau digelari dengan “Apa Karya’’ adalah tokoh pejuang GAM. Dia pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Gerakan Aceh Merdeka. Dia adalah tokoh yang paling ditakuti oleh pemerintah RI dengan manuvernya diluar negeri untuk penyedia senjata pada Pasukan GAM di Aceh dan seluruh indonesia sehingga dia dijadikan DPO dengan harga kepala nya 12 milyar oleh kapolri Dai Bachtiar. Dia pengendali militer dalam Pemerintah Aceh masa Pemberontakan RI -GAM.
Berikut Secuil Tentang Zakari Saman
Dilahirkan di Keumala Dalam, Kabupaten Pidie, 1 Januari 1946, Zakaria Saman menghabiskan sebagian hidupnya diluar negeri. Ketika dikejar-kejar aparat keaamanan indonesia Zakaria Saman Melariakan diri ke Swedia bersama Zaini Abdullah. “Saya pertama kaluar negeri pada maret 1978, “ kata Zakaria Saman kepada serambi, Rabu (21/3) Malam.
Melalui Malaysia, Zakaria Saman bersembunyi di Swedia Hingga menjadi warga negara tersebut. Hasan Tiro kemudian menunjuknya menjadi mentri pertahanan GAM. Namanya kala itu kerap disebut-sebut aparat keamanan dan termasuk tokoh GAM paling dicari TNI, pada masa itu kepalanya pernah dihargai Rp. 12 Milyar bagi siapa saja yang menemukannyam, karena dituduk terlibat memasok senjata api ke Aceh. Dia mengaku masuk anggota “Grup 42”, yakni kombatan GAM yang mendapat palatihan militer pertama sekali di Swedia, tahun 1985.
Pada tahun 2000-an, nama Zakaria Saman sempat menghiasi media internasional. Dia sebut-sebut ikut memasok senjata dari Thailan ke Aceh. “Saya yang membawa pulang senjata pertama sekali ke Aceh memalui Peureulak Aceh Timur”, kata Zakaria Saman yang akrap disapa APA KARYA. Zakaria Saman mengaku kerap keluar masuk Thailan, karena negeri Gajah Putih ini dekat dengan Aceh. “ini memudahkan saya untuk keluar masuk Aceh,” kata dia membuka rahasia.
Untuk diketahui, setelah panglima GAM Tgk. Abdullah Syafi’i Syahid, maka dalam mengisi kekosongan, tidak lama kemudian Zakaria Saman menunjuk Muzakir Manaf untuk mengantikan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) saat itu. Dalam meneruskan perjuangan setelah penanda tanganan MoU Helshinki, Zakaria Saman menunjuk Malik Mahmud untuk menduduki posisi Wali Nanggroe, pada pilkada tahun 2012 juga Zakaria Saman menunjukan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf untuk maju dalam pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017. Namun Zakaria Saman mengaku kecewa atas kepemimpinan mereka yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat Aceh, sehingga Zakaria Saman meninggalkan Partai Aceh untuk berjuang bersama Rakya.
Zakaria Sama mengaku terakhir masuk ke Aceh pada 2003. Kala itu pertemuan “kesepakatan untuk menghentikan permusuhan” antara pemerintah RI dan GAM di Tokyo yang gagal mencapai kesepakatan. Kegagalan yang pasilitasi The Henry Dunant Center (HDC) dan negara-negara donor (Amerika Seriakat, Jepang, Uni Eropa, dan Bank Dunia) itu akhirnya berubah darurat militer di Aceh. “Saya berada dihutan Aceh pada darurat militer diberlakukan untuk mempertahankan dan mengatur strategi misi perjuangan dan tanaggung jawab saya selaku mentri pertahanan GAM untuk seluruh pasukan GAM baik yang berada diluar negeri maupun yang sedang bergeriliya. Sebelum kesepakatan damai terwujud dan MoU ditandatangani di Helsinki, Peter Fiet, Jenderal Jakko Osanen dan Juha Kristensen terlebi dahulu menemui saya digunung Aceh yang tepatnya dikrueng Mileuk Tangse,
Pidie Untuk meminta persetujuan dalam rangka mewujudkan perdamaian di Aceh. Saat gempa dan tsunami saya berada digunung, “kata Zakaria Saman.
Di Partai Aceh, perannya juga tergolong besar. Bersama dengan Zaini Abdullah dan Malik Mahmud, Zakaria Saman menduduki Tuha Peuet, yang punya wewenang memutih hitamkan partai. (serambi Indonesia, Tanggal 22 maret 2012)
Kini, nama Zakaria Saman kembali muncul dalam pesta Demokrasi Aceh karena mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh periode 2017-2022. Sebagai orang yang pernah mempertahankan kedaulatan Aceh melalui mentri pertahanan GAM dari pemerintrahan RI saat ini dan marasa prihati dengan kondisi Aceh saat ini. Sehingga orang kepercayaan wali Nanggroe Tgk. Hasan Tiro dan pendiri Partai Aceh ( PA) ini bertkat memperjuangkan, anak-anak yatim dan fakir miskin, janda-janda korban konflik dan non korflik yang terbaikan selama ini, apabila pasangan Zakaria Saman dan Ir .H .T. Alaidinsyah, M.Eng dengan No Urut 2 (dua) terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2017-2022, insya Allah.
“Saya hamba rakyat Aceh, bukan BOS rakya Aceh, Saya Berbuat untuk Rakyat Aceh”
-Zakaria Saman (APA KARYA)-
Dikutip dari Wikipedia Bahasa Indonesia
Tengku Zakaria Saman atau digelari dengan “Apa Karya’’ adalah tokoh pejuang GAM. Dia pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Gerakan Aceh Merdeka. Dia adalah tokoh yang paling ditakuti oleh pemerintah RI dengan manuvernya diluar negeri untuk penyedia senjata pada Pasukan GAM di Aceh dan seluruh indonesia sehingga dia dijadikan DPO dengan harga kepala nya 12 milyar oleh kapolri Dai Bachtiar. Dia pengendali militer dalam Pemerintah Aceh masa Pemberontakan RI -GAM.
Apa Karya (kanan, lingkaran bulat). Hasan Tiro (kiri), Malik Mahmud (tengah paling belakang) copy foto galery Hasan Tiro |
Dilahirkan di Keumala Dalam, Kabupaten Pidie, 1 Januari 1946, Zakaria Saman menghabiskan sebagian hidupnya diluar negeri. Ketika dikejar-kejar aparat keaamanan indonesia Zakaria Saman Melariakan diri ke Swedia bersama Zaini Abdullah. “Saya pertama kaluar negeri pada maret 1978, “ kata Zakaria Saman kepada serambi, Rabu (21/3) Malam.
Melalui Malaysia, Zakaria Saman bersembunyi di Swedia Hingga menjadi warga negara tersebut. Hasan Tiro kemudian menunjuknya menjadi mentri pertahanan GAM. Namanya kala itu kerap disebut-sebut aparat keamanan dan termasuk tokoh GAM paling dicari TNI, pada masa itu kepalanya pernah dihargai Rp. 12 Milyar bagi siapa saja yang menemukannyam, karena dituduk terlibat memasok senjata api ke Aceh. Dia mengaku masuk anggota “Grup 42”, yakni kombatan GAM yang mendapat palatihan militer pertama sekali di Swedia, tahun 1985.
Pada tahun 2000-an, nama Zakaria Saman sempat menghiasi media internasional. Dia sebut-sebut ikut memasok senjata dari Thailan ke Aceh. “Saya yang membawa pulang senjata pertama sekali ke Aceh memalui Peureulak Aceh Timur”, kata Zakaria Saman yang akrap disapa APA KARYA. Zakaria Saman mengaku kerap keluar masuk Thailan, karena negeri Gajah Putih ini dekat dengan Aceh. “ini memudahkan saya untuk keluar masuk Aceh,” kata dia membuka rahasia.
Untuk diketahui, setelah panglima GAM Tgk. Abdullah Syafi’i Syahid, maka dalam mengisi kekosongan, tidak lama kemudian Zakaria Saman menunjuk Muzakir Manaf untuk mengantikan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) saat itu. Dalam meneruskan perjuangan setelah penanda tanganan MoU Helshinki, Zakaria Saman menunjuk Malik Mahmud untuk menduduki posisi Wali Nanggroe, pada pilkada tahun 2012 juga Zakaria Saman menunjukan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf untuk maju dalam pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017. Namun Zakaria Saman mengaku kecewa atas kepemimpinan mereka yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat Aceh, sehingga Zakaria Saman meninggalkan Partai Aceh untuk berjuang bersama Rakya.
Apa Karya semasa menjadi pengurus PA |
Zakaria Sama mengaku terakhir masuk ke Aceh pada 2003. Kala itu pertemuan “kesepakatan untuk menghentikan permusuhan” antara pemerintah RI dan GAM di Tokyo yang gagal mencapai kesepakatan. Kegagalan yang pasilitasi The Henry Dunant Center (HDC) dan negara-negara donor (Amerika Seriakat, Jepang, Uni Eropa, dan Bank Dunia) itu akhirnya berubah darurat militer di Aceh. “Saya berada dihutan Aceh pada darurat militer diberlakukan untuk mempertahankan dan mengatur strategi misi perjuangan dan tanaggung jawab saya selaku mentri pertahanan GAM untuk seluruh pasukan GAM baik yang berada diluar negeri maupun yang sedang bergeriliya. Sebelum kesepakatan damai terwujud dan MoU ditandatangani di Helsinki, Peter Fiet, Jenderal Jakko Osanen dan Juha Kristensen terlebi dahulu menemui saya digunung Aceh yang tepatnya dikrueng Mileuk Tangse,
Pidie Untuk meminta persetujuan dalam rangka mewujudkan perdamaian di Aceh. Saat gempa dan tsunami saya berada digunung, “kata Zakaria Saman.
Di Partai Aceh, perannya juga tergolong besar. Bersama dengan Zaini Abdullah dan Malik Mahmud, Zakaria Saman menduduki Tuha Peuet, yang punya wewenang memutih hitamkan partai. (serambi Indonesia, Tanggal 22 maret 2012)
Kini, nama Zakaria Saman kembali muncul dalam pesta Demokrasi Aceh karena mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh periode 2017-2022. Sebagai orang yang pernah mempertahankan kedaulatan Aceh melalui mentri pertahanan GAM dari pemerintrahan RI saat ini dan marasa prihati dengan kondisi Aceh saat ini. Sehingga orang kepercayaan wali Nanggroe Tgk. Hasan Tiro dan pendiri Partai Aceh ( PA) ini bertkat memperjuangkan, anak-anak yatim dan fakir miskin, janda-janda korban konflik dan non korflik yang terbaikan selama ini, apabila pasangan Zakaria Saman dan Ir .H .T. Alaidinsyah, M.Eng dengan No Urut 2 (dua) terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2017-2022, insya Allah.
“Saya hamba rakyat Aceh, bukan BOS rakya Aceh, Saya Berbuat untuk Rakyat Aceh”
-Zakaria Saman (APA KARYA)-
Dikutip dari Wikipedia Bahasa Indonesia
No comments:
Write komentar