Keenam
pasangan calon gubernur Aceh berserta nomor urut pasangan calon gubernur/wakil
gubernur Aceh pada Pilkada 2017 mendatang.
Nomor urut 1: Tarmizi Karim-Machsalmina Ali
Nomor urut 2: Zakaria
Saman-T Alaidinsyah
Nomor urut 3: Abdullah Puteh-Sayed Mustafa Usab
Nomor urut 4: Zaini Abdullah-Nasaruddin
Nomor urut 5: Muzakir Manaf-TA Khalid
Nomor urut 6: Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah
Nomor urut 3: Abdullah Puteh-Sayed Mustafa Usab
Nomor urut 4: Zaini Abdullah-Nasaruddin
Nomor urut 5: Muzakir Manaf-TA Khalid
Nomor urut 6: Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah
Keenam Pasangan calon gubernur Aceh 2017-2022 |
1. Tarmizi A.
Karim
Dilahirkan di Lhoksukon, Aceh Utara, 24
Oktober 1956, pernah menjadi Bupati Aceh Utara periode 1998-2004 dan 2005-2006.
Pria lulusan S-2 Manajemen Pembangunan American University Washington DC,
Amerika Serikat, pernah menjadi Staf Ahli Mendagri bidang Ekonomi dan
Keuangan dan ia pun pernah dilantik menjadi Pejabat Gubernur Kalimantan Timur
pada tahun 2008.
Pada tahun 2012 Tarmizi Karim juga pernah
menjadi Pejabat Gubernur Aceh, dan pada tahun ini Tarmizi Karim kembali
dipercayakan menjadi Pejabat Gubernur Kalimantan Selatan, Pengisian posisi
Penjabat Gubernur Kalsel dilaksanakan karena masa jabatan Gubernur dan Wakil
Gubernur Kalsel Rudy Ariffin dan Rudi Resmawan berakhir pada 8 Agustus 2015.
Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa tugas utama Pj Gubernur Kalsel adalah
menjaga suksesnya pilkada serentak dan menjalin komunikasi dengan pemimpin
daerah, tokoh masyarakat dan ulama. Ada 13 kabupaten dan kota di Kalsel
yang ikut pilkada serentak tahun 2015 ini.
Dari pengalamannya menjadi Pejabat
Gubernur, kini Tarmizi
Karim memiliki kualifikasi menjadi Gubernur, kualifikasi itu diperolehnya dari
pengalaman dan kesuksesan di dua tempat tersebut.
Jejak Karir
Tarmizi Karim
1998-2004:
Bupati Aceh Utara
2005-2006: Bupati Aceh Utara
2006-2006: Kepala Bappeda Provinsi Aceh
Wakil Ketua BKPMD
2008: Staf Ahli Mendagri bidang Ekonomi dan Keuangan
2008: Pejabat Gubernur Kalimantan Timur
2011: Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri
2012: Pejabat Gubernur Aceh
2015: Irjen Kemendagri RI
2005-2006: Bupati Aceh Utara
2006-2006: Kepala Bappeda Provinsi Aceh
Wakil Ketua BKPMD
2008: Staf Ahli Mendagri bidang Ekonomi dan Keuangan
2008: Pejabat Gubernur Kalimantan Timur
2011: Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri
2012: Pejabat Gubernur Aceh
2015: Irjen Kemendagri RI
Dengan
kesuksesannya ini Tarmizi A. Karim
mencoba menyalonkan diri menjadi orang nomor satu di Aceh yang berpasangan
dengan mantan bupati Aceh Selatan Ir
HT Machsalmina Ali, MM. Untuk dapat memperkuat kesuksesannya menjadi
Calon Gubernur dan Wakil Gubrnur Aceh periode 2017-2022 ini Tarmizi dan
Machsalmin didukung oleh sejumlah partai politik diantaranya, Partai Golkar,
NasDem, PPP dan PKPI.
2
2. Zakaria Saman
Teungku Zakaria Saman atau digelari dengan “Apa Karya’’ adalah tokoh pejuang GAM. Dia pernah menjabat sebagai
Menteri Pertahanan Gerakan Aceh Merdeka. Dia adalah tokoh yang paling ditakuti
oleh pemerintah RI dengan manuvernya diluar negeri untuk penyedia senjata pada
Pasukan GAM di Aceh dan seluruh indonesia sehingga dia dijadikan DPO dengan
harga kepala nya 12 milyar oleh kapolri Dai Bachtiar. Dia pengendali militer
dalam Pemerintah Aceh masa Pemberontakan RI -GAM.
Berikut Secuil Tentang Zakari Saman
Dilahirkan di Keumala
Dalam, Kabupaten Pidie, 1 Januari 1946, Zakaria Saman menghabiskan sebagian
hidupnya diluar negeri. Ketika dikejar-kejar aparat keaamanan indonesia Zakaria
Saman Melariakan diri ke Swedia bersama Zaini Abdullah. “Saya pertama kaluar negeri
pada maret 1978, “ kata Zakaria Saman kepada serambi, Rabu (21/3) Malam.
Melalui Malaysia, Zakaria Saman bersembunyi di Swedia Hingga menjadi warga
negara tersebut. Hasan Tiro kemudian menunjuknya menjadi mentri pertahanan GAM.
Namanya kala itu kerap disebut-sebut aparat keamanan dan termasuk tokoh GAM
paling dicari TNI, pada masa itu kepalanya pernah dihargai Rp. 12 Milyar bagi
siapa saja yang menemukannyam, karena dituduk terlibat memasok senjata api ke
Aceh. Dia mengaku masuk anggota “Grup 42”, yakni kombatan GAM yang mendapat
palatihan militer pertama sekali di Swedia, tahun 1985.
Pada tahun 2000-an, nama Zakaria Saman sempat menghiasi media internasional.
Dia sebut-sebut ikut memasok senjata dari Thailan ke Aceh. “Saya yang membawa
pulang senjata pertama sekali ke Aceh memalui Peureulak Aceh Timur”, kata
Zakaria Saman yang akrap disapa APA KARYA. Zakaria Saman mengaku kerap keluar
masuk Thailan, karena negeri Gajah Putih ini dekat dengan Aceh. “ini memudahkan
saya untuk keluar masuk Aceh,” kata dia membuka rahasia.
Untuk diketahui, setelah panglima GAM Tgk. Abdullah Syafi’i Syahid, maka dalam
mengisi kekosongan, tidak lama kemudian Zakaria Saman menunjuk Muzakir Manaf
untuk mengantikan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) saat itu. Dalam meneruskan
perjuangan setelah penanda tanganan MoU Helshinki, Zakaria Saman menunjuk Malik
Mahmud untuk menduduki posisi Wali Nanggroe, pada pilkada tahun 2012 juga
Zakaria Saman menunjukan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf untuk maju dalam
pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017. Namun Zakaria
Saman mengaku kecewa atas kepemimpinan mereka yang tidak sesuai dengan harapan
masyarakat Aceh, sehingga Zakaria Saman meninggalkan Partai Aceh untuk berjuang
bersama Rakya.
Zakaria Saman mengaku terakhir masuk ke Aceh pada 2003. Kala itu pertemuan
“kesepakatan untuk menghentikan permusuhan” antara pemerintah RI dan GAM di
Tokyo yang gagal mencapai kesepakatan. Kegagalan yang pasilitasi The Henry
Dunant Center (HDC) dan negara-negara donor (Amerika Seriakat, Jepang, Uni
Eropa, dan Bank Dunia) itu akhirnya berubah darurat militer di Aceh. “Saya
berada dihutan Aceh pada darurat militer diberlakukan untuk mempertahankan dan
mengatur strategi misi perjuangan dan tanaggung jawab saya selaku mentri
pertahanan GAM untuk seluruh pasukan GAM baik yang berada diluar negeri maupun
yang sedang bergeriliya. Sebelum kesepakatan damai terwujud dan MoU
ditandatangani di Helsinki, Peter Fiet, Jenderal Jakko Osanen dan Juha
Kristensen terlebi dahulu menemui saya digunung Aceh yang tepatnya dikrueng
Mileuk Tangse,
Pidie Untuk meminta persetujuan dalam rangka mewujudkan perdamaian di Aceh.
Saat gempa dan tsunami saya berada digunung, “kata Zakaria Saman.
i Partai Aceh, perannya juga tergolong besar. Bersama dengan Zaini Abdullah
dan Malik Mahmud, Zakaria Saman menduduki Tuha Peuet, yang punya wewenang
memutih hitamkan partai. (serambi Indonesia, Tanggal 22 maret 2012)
Kini, nama Zakaria Saman kembali muncul dalam pesta Demokrasi Aceh karena mencalonkan
diri sebagai Gubernur Aceh periode 2017-2022. Sebagai orang yang pernah
mempertahankan kedaulatan Aceh melalui mentri pertahanan GAM dari pemerintrahan
RI saat ini dan marasa prihati dengan kondisi Aceh saat ini. Sehingga orang
kepercayaan wali Nanggroe Tgk. Hasan Tiro dan pendiri Partai Aceh ( PA) ini
bertkat memperjuangkan, anak-anak yatim dan fakir miskin, janda-janda korban
konflik dan non korflik yang terbaikan selama ini, apabila pasangan Zakaria
Saman dan Ir .H .T. Alaidinsyah, M.Eng dengan No Urut 2 (dua) terpilih menjadi
Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2017-2022, Insya Allah.
“Saya hamba rakyat Aceh, bukan BOS rakya Aceh, Saya Berbuat untuk Rakyat Aceh”
-Zakaria Saman (APA KARYA)-
“Saya hamba rakyat Aceh, bukan BOS rakya Aceh, Saya Berbuat untuk Rakyat Aceh”
-Zakaria Saman (APA KARYA)-
Data singkat
Lahir: 1 Januari 1946 (70 tahun), Keumala, Pidie
3. Abdullah
Puteh
Dilahirkan di Meunasah Arun, Aceh Timur, 4 Juli 1948; umur 68 tahun adalah
mantan gubernur Aceh. Ia pada
tanggal 7 Desember 2004 dijebloskan ke Rutan Salemba, Jakarta karena
dituduh melakukan korupsi dalam pembelian 2 buah helikopter PLC Rostov jenis MI-2 senilai Rp 12,5 miliar.
Pada 11 April 2005, Puteh divonis
hukuman penjara 10 tahun oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Saat vonis
hakim dibacakan, Puteh berada di rumah sakit karena baru selesai dioperasi
prostatnya. Segera setelah putusan tersebut dikeluarkan, Departemen Dalam Negeri memberhentikan Puteh sebagai Gubernur.
Sebelumnya Puteh hanya dinonaktifkan. Pada tanggal 18 November 2009, Puteh secara resmi
bebas bersyarat dari Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.
Masa jabatan gubernur Aceh 2000-2004, wakilnya Azwar Abubakar. Abdullah Puteh menikah dengan Marlinda Purnomo.
Data Ringkas:
Lahir: 4 Juli 1948 (68 tahun), Meunasah Aron, Darul Ihsan, Aceh Timur
Pasangan: Marlinda Purnomo (m.
1990)
Saudara kandung: Mahezza Puteh
(Pendeta Besar Kristen, seorang Misionaris berbahaya) nama akun facebook Mahezza Pualam Puteh
Partai pendukung
dalam Pilkada 2017 jalur vIndependen, dan Abdullah Puteh Berpasangan dengan Sayed Mustafa Usab.
4 4. Zaini Abdullah (Petahana)
Zaini Abdullah
dilahirkan di Pidie, Aceh, 24 April 1940; umur 76 tahun adalah Gubernur Aceh sejak 25 Juni
2012. Ia merupakan mantan
komandan Gerakan Aceh Merdeka yang terpilih
menjadi Gubernur Aceh yang kedua setelah konflik Aceh pada Pemilukada Aceh 2012.
Pendidikan
ü SMP Sigli Pidie (1957)
ü SMA Kutaraja Banda Aceh (1960)
ü Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (1972)
ü Pendidikan spesialis ‘Family Doctor’ di Karolinska Universitets Sjukhus
Huddinge, Stockholm-Swedia (1990-1995)
Riwayat Pekerjaan
ü Kepala Puskesmas/Kepala Rumah Sakit Umum Kuala Simpang–Aceh Timur
(1972-1975)
ü Aktif sebagai dokter di sejumlah Rumah Sakit di Swedia (1982-2005)
ü Pensiun dan bekerja sebagai Konsultan Kesehatan dan dokter di Rumah Sakit
Umum dan Health Centre di Swedia (2005-2009)
ü Gubernur Aceh (2012-sekarang)
Zaini Abdullah merupakan gubernur Aceh
ke-16 (Petahana), mulai menjabat 25 Juni 2012 dengan wakilnya H. Muzakir Manaf.
Profil singkat
Pasangan: Niazah A. Hamid (m. 1969)
Partai pendukung dalam Pilkada 2017: Independen (pasangan wakil Nasaruddin)
5. Muzakir Manaf (Petahana)
Teungku Muzakir Manaf dilahirkan di Seunudon, Aceh Utara, Aceh, 3 April 1964; umur 52 tahun adalah tokoh pejuang GAM. Dia pernah menjabat sebagai Panglima Gerakan Aceh Merdeka. Dia sekarang menjabat sebagai Wakil Gubernur Aceh. Menikah dengan Marlina Usman (m. 1999), dan nama orang tua Manaf, Zubaidah.
Latar Belakang
Namanya Muzakir Manaf, tetapi orang Aceh biasa menyapa lelaki ini dengan sebutan Mualem. Pada masa perang Aceh, gelar Mualem disematkan kepada seseorang yang memiliki pengetahuan tinggi tentang ilmu kemiliteran, yang memiliki kemampuan untuk melatih pasukannya. Pada masa damai sekarang, orang Aceh masih juga menyebut Muzakir Manaf sebagai Mualem. Tentu saja, nuansanya tak lagi dikaitkan dengan soal militer, tetapi sebagai sapaan kehormatan, tak hanya bagi mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tetapi juga oleh seluruh masyarakat Aceh lainnya.
Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Aceh 2012, Partai Aceh—sebagai partai terbesar di Aceh—mengusung Muzakir Manaf sebagai calon wakil gubernur Aceh 2012-2017, bersama dr. Zaini Abdullah, mantan Mentri Luar Negeri GAM yang diusung Partai Aceh sebagai Calon Gubernur Aceh. Muzakir Manaf sendiri juga pernah menjabat sebagai Panglima GAM, menggantikan Abdullah Syafi'i yang wafat pada 22 Januari 2002.
Usai Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki ditandangani pada 15 Agustus 2005, sayap militer GAM dibubarkan, dan kemudian dibentuk KPA (Komite Peralihan Aceh) sebagai wadah transisi mantan kombatan GAM ke masyarakat sipil biasa. Sejak pertamakali dibentuk pada 2005 hingga sekarang, Mualem menjabat sebagai Ketua KPA. Sekaligus juga Ketua Umum Partai Aceh, sejak 2007 hingga sekarang.
Dalam orasi kampanyenya Muzakir manaf berjanji apabila dia menang menjadi wakil gubernur Aceh Dia akan memberi uang 1 juta per KK rakyat Aceh dan Muzakir Berjanji akan memberikan santunan anak Yatim Piatu Korban Konflik sebesar 10 Juta setiap Bulannya .
Meski saat ini telah terjun langsung dalam dunia politik, namun tidak seperti kebanyakan politisi lainnya, Mualem dikenal sebagai sosok yang tak banyak bicara. “Saya tidak ingin membuat masyarakat Aceh bingung, jadi bicara yang pasti-pasti saja,” katanya pada suatu kesempatan. Mualem lahir di Seuneudon, Aceh Utara pada 1964. Ia sudah terlibat dalam perjuangan Aceh bersama GAM sejak usia muda. Sejak 1986 hingga 1989, bersama beberapa pemuda Aceh pilihan lainnya, Mualem dikirim ke Libya untuk mengikuti pendidikan militer di Camp Tajura. Di sana, ia juga pernah dipercayakan menjadi pengawal Muammar Qadafi.
Ketika kembali ke Aceh, sama seperti kombatan GAM lainnya, Mualem bergeriliya dari satu hutan ke hutan lainnya. Keberadannya begitu sulit dideteksi oleh aparat keamanan. Kala itu, aparat keamaan pernah beberapakali mengumumkan bahwa Muzakir Manaf telah tewas, namun nyatanya Mualem kemudian muncul di tempat lain dalam kondisi sehat wal afiat.
Kini perjuangan bersenjata GAM telah usai. Tapi perjuangan politik untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat Aceh masih terus dilakukan, lewat Partai Aceh. Mualem mengajak masyarakat untuk ikut bersama-sama dalam barisan perjuangan tersebut. “Mari semua bersama kami, Partai Aceh tak membeda-bedakan suku bangsa,” kata Muzakir Manaf.
Riwayat Pendidikjan
- SDN Seuneudon Kabupaten Aceh Utara
- SMP Negeri Idi Kabupaten Aceh Timur
- SMA Negeri Panton Labu Kabupaten Aceh Utara
- Pelatihan Militer di Camp Tajura, Libya 1986-1989
Riwayat Organisasi
- Anggota Pasukan Gerakan Aceh Merdeka (1986-2005)
- Panglima Gerakan Aceh Merdeka wilayah Pase (1998-2002)
- Wakil Panglima Gerakan Aceh Merdeka (1998-2002)
- Panglima Gerakan Aceh Merdeka (2002-2005)
- Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) (2005-sekarang)
- Ketua Umum Partai Aceh (PA) (2007-sekarang)
- Ketua Dewan Penasihat DPD Partai Gerindra Aceh (2013-sekarang)
Riwayat Jabatan
- Wakil Gubernur Aceh (2012-sekarang)
- Ketua Umum Parta Aceh (PA)
Riwayat Pilkada 2017
Pasangan dalam Pilkada 2017: T.A. Khalid
Partai Pengusung : Partai Gerindra, Partai PKS, Partai Aceh (PA) dan Partai Bulan Bintang (PBB)
Partai politik | Partai Aceh (2007-sekarang) Partai Gerakan Indonesia Raya (2013-sekarang) |
---|---|
Agama | Islam |
Kebangsaan | Indonesia |
---|
Karir GAM
Pengabdian | Gerakan Aceh Merdeka |
---|---|
Masa dinas | 1986–2005 |
Perang | Pemberontakan di Aceh |
6. Irwandi Yusuf
drh. Irwandi Yusuf M.Sc. dilahirkan di Bireuen, Aceh, 2 Agustus 1960; umur 56 tahun adalah mantan Gubernur Provinsi Aceh. Bersama wakilnya, ia dilantik pada 8 Februari 2007 oleh Menteri Dalam Negeri Mohammad Ma'ruf di hadapan 67 anggota DPR Aceh.
Hadir dalam pelantikan itu adalah beberapa mantan kombatan dan sipil GAM juga para aktivis Sentral Informasi Referendum Acheh (SIRA), Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan Djalil dan sejumlah anggota DPR-RI seperti Ferry Mursidan Baldan, Ahmad Farhan Hamid, serta Nasir Djamil. Undangan dari luar negeri di antaranya Duta Besar Inggris, Duta Besar Kanada, Duta Besar Finlandia, serta Wakil Duta Besar Amerika Serikat, perwakilan lembaga internasional, seperti Bank Dunia dan perwakilan dari Uni Eropa.
Riwayat Pribadi
Irwandi Yusuf berpasangan dengan Darwati A. Gani dan orang tua bernama Nafsiah Puteh, Muhammad Yusuf.
Setelah menamatkan pendidikan setara sekolah menengah pertama, dia melanjutkan ke Sekolah Penyuluhan Pertanian di Saree dan kuliah di Faktultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Setelah meraih gelar dari Fakultas Kedokteran Hewan pada 1987, dia menjadi dosen pada 1989 di jurusan yang sama. Ia memperoleh beasiswa untuk melanjutkan S-2 di College of Veterinary Medicine State University (Universitas Negeri Oregon), Amerika Serikat.
Dia juga merintis berdirinya lembaga swadaya Fauna dan Flora Internasional pada 1999-2001 dan pernah bekerja di Palang Merah Internasional (ICRC) pada tahun 2000.
Selain sebagai senior Perwakilan GAM (TNA) untuk Misi Pemantau Aceh (AMM), ia masuk Gerakan Aceh Merdeka dan dipercaya menduduki posisi Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM dari tahun 1998-2001.[butuh rujukan] Keterlibatan Irwandi sebagai Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM membuat ia berurusan dengan aparat keamanan Indonesia dan ditangkap pada awal 2003. Ia divonis 9 tahun dalam kasus Makar.
Dengan adanya bencana Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004, ia berhasil lolos dari penjara Keudah, Banda Aceh. Ia melarikan diri ke Finlandia, dan ia diberikan tugas oleh petinggi GAM di Swedia sebagai Koordinator Juru Runding GAM. Saat rapat pertama Aceh Monitoring Mission, dia tampil sebagai koordinator Juru Runding GAM di Aceh (2001–2002).
"Mungkin karena isi buku Singa Aceh yang begitu melekat di kepala, saya kemudian masuk GAM," kata Irwandi kepada wartawan Tempo pada Desember 2006. Ia sudah membaca buku itu semenjak berusia tujuh tahun. Cerita tentang kepahlawanan tokoh-tokoh Aceh pada masa kerajaan itu adalah inspirasi yang membuatnya berjuang bersama GAM.
Hasil perhitungan cepat yang dilakukan PT Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bekerja sama dengan Jaringan Isu Publik (JIP) menunjukkan Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar menempati urutan teratas perolehan suara sebesar 39,27%.[1] Pada 29 Desember 2006, KIP Aceh mengumumkan penghitungan resmi akhir pemilihan kepala daerah untuk periode 2007–2012 dan ia berhasil terpilih menjadi Gubernur Aceh dengan perolehan 768.745 suara (38,2 persen). Suara sah yang masuk mencapai 2.012.370, sedang suara tidak sah mencapai 158.643.[butuh rujukan] Rekapitulasi hasil perhitungan suara ditetapkan Komisi Independen Pemilihan (KIP) di Banda Aceh. Pasangan ini memenangi perolehan suara di 15 dari 21 kabupaten atau kota di Aceh. Namun, ia kalah di Kota Banda Aceh, Pidie, Aceh Tengah, Bener Meriah, Singkil, dan Aceh Tamiang.
Kunjungan ke Jakarta
Pada 11 Januari 2007, bersama wakilnya didampingi oleh Plt Gubernur Aceh Mustafa Abubakar, diterima oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden (Jakarta). Presiden didampingi Menko Polhukam Widodo AS, Menko Perekonomian Boediono, dan Menko Kesra Aburizal Bakrie. Sebelumnya, ia bertemu dengan Menko Polhukam dan Mendagri Muhammad Ma'ruf. Ia juga bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Pada kesempatan itu, ia meminta agar komitmennya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dipersoalkan karena sudah jelas dan sudah ditandatangani dalam Nota Kesepahaman Helsinki pada 15 Agustus 2005.
Riwayat Pendidikan
- Sekolah Penyuluhan Pertanian di Saree
- Sarjana Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh (1987)
- S2 Fakultas Kedokteran Hewan, Oregon State University (1993)
Pengamalaman
- Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh (1988-sekarang)
- Pendiri dan pengurus lembaga swadaya Fauna dan Flora Internasional (1999-2001)
- Palang Merah Internasional
- Gerakan Aceh Merdeka atau GAM sebagai Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM (1998-2001)
- Tim Perunding GAM di Helsinki, Finlandia
- Kepala Perwakilan GAM untuk Aceh Monitoring Mission (AMM)
- Gubernur Provinsi Aceh (2007-2012)
- Ketua Majelis Pertimbangan Partai Nasional Aceh (PNA) (2012-sekarang)
Apresiasi dan Penghargaan
Tahun 2012
- Penghargaan dari Gubernur Aceh sebagai penggagas tim nasional sepak bola Aceh yang dikirim ke Paraguay
Tahun 2011
- Penghargaan Dari Ulama Dayah atas kepeduliannya kepada pendidikan dayah di Aceh
- Penghargaan Sebagai Warga Kehormatan Raider Kodam Iskandar Muda Aceh
Tahun 2010
- Penghargaan Ketahanan Pangan dan Peningkatan Produksi Beras dari Presiden RI
- Penghargaan Ksatria Bhakti Husada dari Menteri Kesehatan (Menkes)
- Penghargaan Adiupaya Puritama dari Menneg Perumahan Rakyat
- Penghargaan khusus dari Polri dalam mendukung pemberantasan Terorisme
- Penghargaan dalam penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) dari Menteri Negera Lingkungan Hidup
- Penghargaan Citra Pelopor Inovasi Pelayanan Prima Tahun 2009 dari Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara (PAN)
Tahun 2009
- Penghargaan dari Menteri Dalam Negeri atas inisiatif, konsistensi dan peningkatan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)
- Penghargaan dari majalah Birokrat Profesional Sebagai Gubernur Paling Visioner 2009 dalam Bidang Pengembangan Demokrasi dan Perdamaian
- Piagam penghargaan dari Presiden RI atas peraturan daerah yang diterbitkan tentang pelayanan anak
- Penghargaan dari Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai pembina olahraga sepak bola terbaik
Tahun 2008
- Penghargaan dari Kadin Indonesia atas pemikiran dan dukungannya terhadap berbagai program Kadinda Aceh dalam pengembangan dunia usaha di Aceh
- Penghargaan dari Presiden RI atas partisipasi aktif dalam upaya pemberantasan narkoba di Aceh
- Penghargaan Open Source Software dari Menkominfo dan Menristek
Tahun 2007
- Penghargaan Widyakrama dari Presiden, Penghargaan atas prestasi dalam melaksanakan pendidikan dasar menengah dan wajib belajar sembilan tahun
Partai politik | Partai Nasional Aceh |
---|---|
Agama | Islam |
Dinas militer | |
Pengabdian | Gerakan Aceh Merdeka |
Masa dinas | 1998–2005 |
Perang | Pemberontakan di Aceh |
Daerah pemilihan dalam Pilkada 2017: Aceh, yang berpasangan dengan kader partai Demokrat yaitu Nova Iriansyah. Pasanagan calon ini dikung oleh beberapa partai politik diantaranya: PDI Perjuangan, partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasional Aceh (PNA) dan Partai Damai Aceh (PDA)
Sumber:
Wikipedia Bahasa Indonesia
No comments:
Write komentar