TAPAKTUAN | Koordinator LSM Pusat Pemantau Kebijakan Publik Kabupaten Aceh Selatan, Adi Irwan mengkritisi realisasi pekerjaan pembangunan proyek SMA Unggul Pasie Raja sumber anggaran Otsus 2015 yang menyedot anggaran mencapai Rp2,2 miliar.
Soalnya, meskipun keberadaan fasilitas infrastruktur untuk menunjang kualitas pendidikan yang dibangun di Gampong Ujong Padang Rasian, Kecamatan Pasie Raja tersebut baru berusia sekitar dua tahun, namun kondisinya sekarang ini sudah mulai rusak.“Plafon beberapa bangunan Ruang Kelas Belajar (RKB) bagian belakang dan bagian dalam terlihat sudah ambruk. Kondisi itu diduga disebabkan karena atap bangunan sudah sejak lama bocor sehingga berdampak rusaknya plafon," kata Adi kepada wartawan di Tapaktuan, Kamis (23/3/2017).
Beberapa bagian bangunan sekolah yang sudah rusak, Kamis (23/3/2017). [Hendrik] |
Tidak hanya itu, sambungnya, beberapa bagian dinding ruang kelas belajar dan ruang kantor guru juga sudah terlihat retak-retak yang diduga disebabkan karena material bahan bangunan yang digunakan oleh oknum kontraktor pelaksana asal-asalan atau tidak berkualitas, sehingga konstruksi bangunan tidak kokoh atau tidak mampu bertahan lama. Selain itu, kata dia, kondisi kerusakan bangunan sekolah tersebut juga sudah terlihat pada bagian kusen jendela dan kusen pintu yang terlihat sudah baling-baling dan retak.
"Yang ironisnya lagi, keberadaan pintu dan jendela ruang kelas belajar dan pintu ruang kantor guru juga terlihat sudah hancur, karena daun pintu yang dipasang hanya menggunakan material triplek tipis dan lembek," ungkapnya. Pihaknya, sambung Adi, mengimbau kepada para dewan guru dan para siswa agar ekstra hati-hati dalam menggunakan ruang kelas saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Sebab dengan melihat konstruksi dinding bangunan yang sudah mulai retak-retak dan beberapa titik bagian plafon sudah mulai ambruk, bukan tidak mungkin sewaktu-waktu dikhawatirkan akan menimpa para siswa dan dewan guru sekolah dimaksud.
"Kami menilai, ada semacam konspirasi besar antara oknum pejabat di Dinas Pendidikan Aceh Selatan, dengan oknum kontraktor pelaksana, konsultan perencanaan dan konsultan pengawasan dalam realisasi pekerjaan proyek tersebut. Sebab, dengan kondisi sekarang ini sudah terbukti bahwa proses pekerjaan proyek tersebut sangat tidak berkualitas. Namun kenapa pihak-pihak terkait terkesan membiarkan begitu saja," sesalnya.
Karena itu, Adi Irwan meminta kepada aparat penegak hukum di Aceh Selatan seperti Kejari dan Polres segera mengusut terkait adanya indikasi korupsi dalam pembangunan proyek SMA Unggul Pasie Raja yang menelan anggaran daerah miliaran rupiah tersebut, sehingga keberadaan proyek itu tidak merugikan daerah dan masyarakat.
Sementara itu, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pembangunan SMA Unggul Pasie Raja di Dinas Pendidikan Aceh Selatan, Darwis menjelaskan, terjadinya kerusakan di beberapa bagian bangunan SMA Unggul Pasie Raja selain disebabkan karena perencanaan tidak matang juga disebabkan proses pekerjaan dilakukan secara terburu-buru, mengejar tenggat waktu.
Seperti pintu, sebenarnya tidak layak menggunakan material triplek tipis dan lembek, tapi pihak konsultan perencana dan konsultan pengawas tetap bersikeras menggunakan material tersebut. “Demikian juga terkait dinding bangunan yang terlihat sudah mulai retak-retak, bisa jadi disebabkan karena proses pekerjaan diburu saat itu," ungkap Darwis.
Baca: Lakukan Pembohongan Publik, WALHI Aceh Tolak Pembangunan PLTA Kluet 1 di Aceh Selatan
Namun sayangnya, saat ditanya apa nama perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut, Darwis mengaku sudah lupa. Demikian juga nama kontraktor pelaksananya juga tidak dia ingat karena perusahaan yang dipakai saat itu adalah hasil pinjaman kepada pihak ketiga lagi bukan milik langsung kontraktor pelaksana.
Sementara itu, kontraktor pelaksana pembangunan SMA Unggul Pasie Raja, Syam menyatakan, terkait pintu ruangan yang kondisinya sudah rusak sekarang ini dia mengaku tidak tahu dan mempersilahkan wartawan mempertanyakan hal itu secara langsung kepada pihak konsultan perencanaan dan konsultan pengawasan.
"Terkait hal itu, anda tanyakan langsung saja kepada konsultan perencanaan dan konsultan pengawasan, karena mereka yang mengarahkan supaya menggunakan material daun pintu seperti itu," ujarnya. Sedangkan terkait kondisi kerusakan beberapa bagian bangunan lainnya seperti plafon sudah ambruk dan dinding sudah retak, Syam kembali mengaku belum mengetahuinya, karena sejauh ini pihaknya belum menerima laporan terkait persoalan itu.
Sumber: https://www.goaceh.co/berita/baca/2017/03/23/baru-dibangun-sma-unggul-pasie-raja-sudah-rusak/2/#sthash.KTa4lQPg.dpuf
1 comment:
Write komentar