Tuesday, February 14, 2017

Ikapa Bandung: Pilihlah Pemimipin yang Shiddiq, Amanah, Tabliqh dan Fathanah Demi Masa Depan Aceh yang Lebih Baik

Tulisan ini dibuat oleh Ikatan Pemuda Aceh di Bandung. Tanpa maksud untuk mengarahkan Suara pada Pilkada 2017. Dan murni merupakan buah pikiran bersama yang dituliskan tanpa arahan dan paksaan dari siapapun.

Surat Dari dan Untuk Masyarakat Aceh

 Image result for logo kip aceh

Bismillahirrahmanirrahim.

Kepada Yang Terhormat, Seluruh Masyarakat Aceh,

Assalamualaikum WrWb.

Tepat tanggal 15 Februari 2017, InsyaAllah seluruh pemilik hak pilih di Aceh akan melaksanakan sebuah momentum sakral dalam hidupnya. Sebuah momentum dimana pilihan menjadi penentu arah nasib. Tidak hanya untuk si pemilih, tetapi juga untuk tetangganya, anggota keluarganya, juga seluruh masyarakat Aceh. Bagaimana tidak, sang pemenang ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh akan menjadi penentu seluruh kebijakan di Aceh setidaknya selama lima tahun kedepan. Tanggung jawab tentang apakah lapangan kerja lebih terbuka luas? Gaji pegawai akan naik? Bisnis semakin laku? Mesjid semakin ramai? Kejahatan kriminal berkurang? Keamanan terjamin? Fakir, Miskin, Yatim, Piatu diperhatikan? Pelayanan Rumah Sakit semakin baik? Jembatan, jalan dan lampu-lampu jalan rusak cepat diperbaiki? Korupsi berkurang? Dan harapan baik lainnya, akan berada ditangan sang pemimpin terpilih. Lantas apakah yang akan terjadi setelah pilkada ini? Akankah Aceh menjadi lebih baik? Ataukah justru menjadi lebih buruk? Akan tergantung pada si Pemimpin terpilih.

Mari kita bahas bersama. Pemilihan Umum (pemilu) adalah wujud Demokrasi dimana pemimpin dipilih dari Rakyat, oleh Rakyat, dan Untuk Rakyat. Pemilihan umum adalah sistematika yang dibangun untuk mempermudah sifat menyatukan dalam jarak-jarak yang ada. Pendek kata, pemilu adalah fasilitas musyawarah mufakat Rakyat untuk memilih Pemimpinnya melalui pertarungan gagasan yang baik dan benar.

Namun pada kenyataannya, hari ini Pemilu kerap dijadikan ajang kompetisi semata. Kampanye tidak lagi dilakukan untuk menyampaikan gagasan-gagasan program kerja sesuai kapasitasnya. Pemilu tidak lagi dapat dimaknai untuk melihat yang benar dan salah, tetapi telah bergeser menjadi kompetisi murni yang hanya mementingkan menang dan kalah, baik melalui gagasan yang dijanjikan bak angin surga ataupun isu ancaman yang ditebar dari tim sukses masing-masing calon. Benarkah hal itu? Lihat disekitar anda, atau mungkin refleksi lah pada diri anda sendiri. Demi kekuasaan, lembaran rupiah, janji-janji dan motif keuntungan pribadi itu, seseorang atau mungkin diri anda sendiri telah menentukan keberpihakan tanpa berpikir bagaimana jadinya jika Aceh dipimpin oleh seseorang yang belum tentu anda atau orang tersebut pikirkan kapasitasnya untuk memimpin sebuah daerah penuh sejarah dan budaya, berlimpah kekayaan alamnya, berbudi pekerti orang-orangnya bernama Aceh. Dan sayang beribu sayang, daerah mulia tersebut kerap dipimpin oleh orang-orang yang keliru, sehingga berakibat salah urus. Akhirnya Pemilu bukanlah dari, oleh dan untuk Rakyat lagi, melainkan demi kekuasaan.

Tentu kita semua ingin Aceh menjadi lebih baik. Dan hal tersebut dapat diwujudkan melalui pemimpin yang baik. Lantas bagaimana pemimpin terbaik untuk Aceh? Apakah tawaran program pada kampanye masih dapat dijadikan patokan?

Mari kita sepakati bersama. Cukup sudah janji dan harapan palsu . Aceh adalah milik kita semua, terbuka untuk semua, tempat tinggal untuk kita semua dan kampung halaman kita semua. Bukan milik segelintir pihak saja. Maka hari ini, sepatutnyalah setiap pribadi harus berpikir dan mencerna sesuai kapasitasnya. Tidak perlu tergantung pada orang lain dan terpengaruh isu. Marilah berpikir kedepan sejenak dalam sisa waktu yang ada sebelum memilih. Pikirkan oleh anda sendiri apakah sosok tersebut cocok untuk memimpin Aceh? Apa jadinya jika Aceh dipimpin olehnya? Bagaimana rekam jejaknya? Apakah ia memenuhi unsur Shiddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah? Kemudian diskusikanlah dengan orang-orang terdekat anda dan hindari perdebatan yang tidak perlu. Karena hidup anda akan tetap berjalan bagaimanapun hasil Pilkada. Hanya mungkin berbeda nasib saja. Namun, jangan pula menutup diri, bisa jadi perbedaan pendapat menghasilkan buah pikiran baru dan membuat diskusi lebih baik. Tidak perlu anda setuju, karena layaknya mufakat pemilu adalah kesepakatan bersama.
Logo Ikapa Bandung

Lalu siapakah yang paling layak untuk memimpin Aceh dan membawa Aceh ke arah yang paling baik. Jawabannya adalah Anda. Diri anda adalah penentu. Gunakan hak pilih anda secara arif dan bijaksana. Mau dibawa kemana Aceh lima tahun kedepan? Nasib ada pada kertas suara yang dihadirkan didepan anda pada tanggal 15 itu. Janganlah kita terbuai dengan janji-janji palsu bak angin surga maupun takut akan ancaman-ancaman. Bukankah hari esok harus lebih baik daripada hari ini?

Udep mulia, mate syahid. Bukankah begitu?

Tidak ada yang tau kapan ajal menjemput. Yang pasti, akan datang suatu hari dimana seseorang mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukannya. Pada pilkada ini, hanya anda yang dapat mempertanggungjawabkan hak pilih anda. Baik pada diri sendiri, maupun pada orang lain disekitar anda.

Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan HidayahNya pada kita semua. Semoga ia menunjukkan Pemimpin terbaik bagi Aceh yang mulia. Amin.

Wassalamu'alaikum WrWb.

Ttd. IKAPA BANDUNG,  oleh Andri Satria pada 2:30


No comments:
Write komentar