Tulisan ini dibuat oleh Ikatan Pemuda Aceh di Bandung. Tanpa maksud untuk
mengarahkan Suara pada Pilkada 2017. Dan murni merupakan buah pikiran bersama
yang dituliskan tanpa arahan dan paksaan dari siapapun.
Surat Dari dan Untuk Masyarakat Aceh
Bismillahirrahmanirrahim.
Kepada Yang Terhormat, Seluruh Masyarakat Aceh,
Assalamualaikum WrWb.
Tepat tanggal 15 Februari 2017, InsyaAllah seluruh pemilik hak pilih di
Aceh akan melaksanakan sebuah momentum sakral dalam hidupnya. Sebuah momentum
dimana pilihan menjadi penentu arah nasib. Tidak hanya untuk si pemilih, tetapi
juga untuk tetangganya, anggota keluarganya, juga seluruh masyarakat Aceh.
Bagaimana tidak, sang pemenang ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh
akan menjadi penentu seluruh kebijakan di Aceh setidaknya selama lima tahun
kedepan. Tanggung jawab tentang apakah lapangan kerja lebih terbuka luas? Gaji
pegawai akan naik? Bisnis semakin laku? Mesjid semakin ramai? Kejahatan
kriminal berkurang? Keamanan terjamin? Fakir, Miskin, Yatim, Piatu
diperhatikan? Pelayanan Rumah Sakit semakin baik? Jembatan, jalan dan
lampu-lampu jalan rusak cepat diperbaiki? Korupsi berkurang? Dan harapan baik
lainnya, akan berada ditangan sang pemimpin terpilih. Lantas apakah yang akan
terjadi setelah pilkada ini? Akankah Aceh menjadi lebih baik? Ataukah justru
menjadi lebih buruk? Akan tergantung pada si Pemimpin terpilih.
Mari kita bahas bersama. Pemilihan Umum (pemilu) adalah wujud Demokrasi
dimana pemimpin dipilih dari Rakyat, oleh Rakyat, dan Untuk Rakyat. Pemilihan
umum adalah sistematika yang dibangun untuk mempermudah sifat menyatukan dalam
jarak-jarak yang ada. Pendek kata, pemilu adalah fasilitas musyawarah mufakat
Rakyat untuk memilih Pemimpinnya melalui pertarungan gagasan yang baik dan
benar.
Namun pada kenyataannya, hari ini Pemilu kerap dijadikan ajang kompetisi
semata. Kampanye tidak lagi dilakukan untuk menyampaikan gagasan-gagasan
program kerja sesuai kapasitasnya. Pemilu tidak lagi dapat dimaknai untuk
melihat yang benar dan salah, tetapi telah bergeser menjadi kompetisi murni
yang hanya mementingkan menang dan kalah, baik melalui gagasan yang dijanjikan
bak angin surga ataupun isu ancaman yang ditebar dari tim sukses masing-masing
calon. Benarkah hal itu? Lihat disekitar anda, atau mungkin refleksi lah pada
diri anda sendiri. Demi kekuasaan, lembaran rupiah, janji-janji dan motif
keuntungan pribadi itu, seseorang atau mungkin diri anda sendiri telah
menentukan keberpihakan tanpa berpikir bagaimana jadinya jika Aceh dipimpin
oleh seseorang yang belum tentu anda atau orang tersebut pikirkan kapasitasnya
untuk memimpin sebuah daerah penuh sejarah dan budaya, berlimpah kekayaan
alamnya, berbudi pekerti orang-orangnya bernama Aceh. Dan sayang beribu sayang,
daerah mulia tersebut kerap dipimpin oleh orang-orang yang keliru, sehingga
berakibat salah urus. Akhirnya Pemilu bukanlah dari, oleh dan untuk Rakyat
lagi, melainkan demi kekuasaan.
Tentu kita semua ingin Aceh menjadi lebih baik. Dan hal tersebut dapat
diwujudkan melalui pemimpin yang baik. Lantas bagaimana pemimpin terbaik untuk
Aceh? Apakah tawaran program pada kampanye masih dapat dijadikan patokan?
Mari kita sepakati bersama. Cukup sudah janji dan harapan palsu . Aceh
adalah milik kita semua, terbuka untuk semua, tempat tinggal untuk kita semua
dan kampung halaman kita semua. Bukan milik segelintir pihak saja. Maka hari
ini, sepatutnyalah setiap pribadi harus berpikir dan mencerna sesuai
kapasitasnya. Tidak perlu tergantung pada orang lain dan terpengaruh isu. Marilah
berpikir kedepan sejenak dalam sisa waktu yang ada sebelum memilih. Pikirkan
oleh anda sendiri apakah sosok tersebut cocok untuk memimpin Aceh? Apa jadinya
jika Aceh dipimpin olehnya? Bagaimana rekam jejaknya? Apakah ia memenuhi unsur
Shiddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah? Kemudian diskusikanlah dengan
orang-orang terdekat anda dan hindari perdebatan yang tidak perlu. Karena hidup
anda akan tetap berjalan bagaimanapun hasil Pilkada. Hanya mungkin berbeda
nasib saja. Namun, jangan pula menutup diri, bisa jadi perbedaan pendapat
menghasilkan buah pikiran baru dan membuat diskusi lebih baik. Tidak perlu anda
setuju, karena layaknya mufakat pemilu adalah kesepakatan bersama.
Logo Ikapa Bandung |
Lalu siapakah yang paling layak untuk memimpin Aceh dan membawa Aceh ke
arah yang paling baik. Jawabannya adalah Anda. Diri anda adalah penentu.
Gunakan hak pilih anda secara arif dan bijaksana. Mau dibawa kemana Aceh lima
tahun kedepan? Nasib ada pada kertas suara yang dihadirkan didepan anda pada
tanggal 15 itu. Janganlah kita terbuai dengan janji-janji palsu bak angin surga
maupun takut akan ancaman-ancaman. Bukankah hari esok harus lebih baik daripada
hari ini?
Udep mulia, mate syahid. Bukankah begitu?
Tidak ada yang tau kapan ajal menjemput. Yang pasti, akan datang suatu hari
dimana seseorang mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukannya. Pada pilkada ini, hanya anda yang dapat mempertanggungjawabkan hak pilih
anda. Baik pada diri sendiri, maupun pada orang lain disekitar anda.
Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan HidayahNya pada kita semua. Semoga
ia menunjukkan Pemimpin terbaik bagi Aceh yang mulia. Amin.
Wassalamu'alaikum WrWb.
Ttd. IKAPA BANDUNG, oleh Andri Satria pada 2:30
No comments:
Write komentar