Tepatnya pada Idul Fitri 19 Januari 1999 umat
Islam dibantai oleh pihak Nashara di kotamadya Ambon,
dan meluas ke seluruh Maluku. Pembantaian tersebut tidak berhenti sampai disitu
saja, tetapi masih terjadi di jalan-jalan dan di perkampungan yang mayoritas
dihuni Umat Muslim. Berdasarkan kondisi ini pemerintah tidak bisa berbuat
apa-apa kecuali hanya menghitung jumlah mayat kaum muslimin dan menguburkannya.
Padahal teriakan-teriakan minta tolong kaum Muslimin di
Maluku, terdengar sampai kepada seluruh rakyat di Indonesia, dan pemerintah
bersikap diam. Maka dalam rangka melakukan Tabayyun, dikirimlah tim investigasi
yg terdiri dari beberapa ustadz, dan hasil laporannya sangat menyedihkan, ribuan
umat Islam dibantai saat itu tapi media bungkam. Laporan tersebut disampaikan
juga kepada Syaikh Rabbi, dan Masyaikh lainnya, dan mereka perintahkan tuk
menyampaikan masalah ini kepada penguasa. Dan pada tahun 1999 para Astatidzah
mengirimi surat yang berisi nasehat kepada Presiden BJ Habibi kala itu tentang
kenyataan yang terjadi di Maluku. Surat tersebut dibalas Presiden dengan
jawaban, “terima kasih atas nasehatnya, dan Insya Allah saya akan
melaksanakan kewajiban saya”.
Satu sisi lain kerusuhan dan pembaintaian masih saja
berlangsung, hingga berakhirnya pemerintahan Presiden BJ Habibi. Presiden BJ
Habibi memerintah selama 500 hari, kemudian digantikan Presiden yang baru yaitu
Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur). Pada Masa kepemimpinan Presiden Abdurahman
Wahid, pembantaian kepada Umat Islam di maluku masih saja berlangsung bahkan
semakin luas. Kemudian para Astatidzah mengirim surat yang kedua kepada
Presiden Abdurahman Wahid yang berisi tentang realitas yg terjadi di Maluku.
Salah satu butir surat tersebut, menanyakan tentang tanggung jawab beliau
selaku penguasa dalam lindungi Umat Islam yang dibantai di Maluku. Ternyata isi
surat tersebut ditanggapi oleh Presiden Abdurrahman Wahid dengan pernyataan yg
pernyataan “marah”. Dia bilang “yang korban cuman lima saja
kok diributkan” (hal ini sangat bertentangan dengan realitas yang
terjadi dilapangan).
Laskar Jihad FPI (copas Facebook) |
FPI menyatakan, “Apabila Pemerintah tidak bisa meliindungi
umat Islam, maka kita akan lakukan JIHAD di Bumi Maluku”. “JIHAD demi
memebela Umat Islam yang dibantai di Maluku”. Gus Dur menjawab,”Saya
nggak peduli mau JIHAD apa JAHID, macem-macem tak sikat”. Astaghfirullahal’adzim.
Bagaimana menyikapi keadaan seperti itu, satu sisi lain pembatantaian kepada
ribuan Umat Islam masih terus berlanjut. Ribuan Umat Islam dibantai
dimana-mana, hingga terjadi pengungsian besar-besaran dari kalangan Umat Islam untuk
mencari tempat yang aman.
Di Pihak Nashara ada seorang bernama Benny Doro atau
dikenal sebagai Bernat pembicara tokoh pemuda Kristen di Galela Halmahera
Utara. Dia dikenal sebagai jagal Kaum Muslimin, pembantai kaum Muslimin, tetapi
dia bebas pergi keluar negeri, tanpa tersentuh oleh hukum. Dan tokoh-tokoh Gereja
di Ambon dan Maluku juga demikian, satu sisi lain teriakan minta tolong umat
Muslim semakin keras. Umat Islam teriak minta tolong, tetapi mereka tidak tahu
kepada siapa mereka harus meminta tolong? Karena pemerintah tidak melindungi mereka.
Pembantaian tersebut berlangsung selama 1,5 tahun, tetapi Pemerintah pada waktu
itu tidak mendengar teriakan mereka. Setelah 1,5 tahun pemerintah tidak bisa mengambil
tindakan tegas dalam melindungi kaum muslimin di bumi Maluku dan sudah meluas
ke Poso, akhirnya pada tanggal 6 April 2000, FPI sepakat membetuk LASKAR
JIHAD AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH. Terbentuknya LASKAR JIHAD AHLUSSUNNAH WAL
JAMA’AH tersebut direstui oleh Para Masyaikh, dikarenakan pemerintah kita pada
saat itu lemah. tanggal 4 Mei 2000 terjadi pertempuran pertama di daerah Pos
Kota dan dengan pertolongan Allah, pihak kufarat tunggang langgang.
Ustadz Ja’far Umar Thalib memimpin langsung pertempuran
tersebut, dan hal tersebut bikin heran/tercengang Umat Islam penduduk asli di
Ambon. Begitulah kenyataan yang terjadi pada pertempuran pertama yang terjadi
di Pos Kota, (Kalau ingat peristiwa itu masih merinding). Dengan gagahnya
Pasukan Muslimin dengan Takbir, “ALLAHU AKBAR” maju hadapi pihak kufarat
didepan mata, mereka bak Singa yg menghabisi mangsa. Melihat semangat takbir
dan keberanian singa-singa Muslimin dalam pertempuran tersebut, akhirnya pihak
kufarat memilih melarikan diri. Dan bubarlah mereka. Tunggang langgang, dan bercerai
berailah mereka. Allah telah memberi kemenangan pada ronde pertama. Setiap
waktu senggang Laskar Jihad Ahlussunah Wal Jama’ah selalu membekali ‘ilmu agama
kepada masyarakat setempat. Dan membuat Madrasah yang mampu menampung 5.000 anak,
Masjid-masjid dihidupkan kembali dengan Shalat jama’ah 5 waktu. Dan
Masjid-masjid selalu diramaikan dengan pengajian-pengajian, sehingga
terbentuklah keimanan kaum muslimin yang ada di Maluku. Sehingga terbentuklah
keberanian kaum muslimin di Maluku yang semula penakut, akhirnya mereka jadi
pemberani bak singa-singa siap tempur.
Masjid2 yang semula sepi, menjadi ramai kembali, umat yang
semula tidak shalat kemudian menjalankan shalat, hingga berubahlah kondisi
Maluku. Dengan terbentuknya Iman dan Taqwa, terbentuk pula keberanian
masyarakat setempat, maka berubahlah kondisi masyarakat di Maluku. Maka
serangan demi serangan pihak kufar kepada Muslimin selalu dilawan dengan gagah
berani, semangat jihad, dan teriakan Takbir. Sehingga setiap serangan-serangan
yang dilakukan pihak kufar kepada Kaum Muslimin selalu berhasil dipukul mundur
oleh singa-singa Muslimin. Dan kondisinya menjadi berbalik, korban banyak
berjatuhan dari pihak kufar, sehingga mulai ributlah parlement Eropa. Mulai
ributlah Amerika dan ributlah sekjen PBB, memaksa agar Laskar Jihad Ahlussunnah
Wal Jama’ah dibubarkan. Begitu juga dengan Dewan Gereja Dunia yang mengatakan
bahwa Laskar Jihad lakukan gerakan pembataian/pembersihan komunitas Kristen.
Akhirnya dengan ributnya dunia international tersebut Pemerintah Indonesia baru
berani ambil tindakan mengatasi kerusuhan yang terjadi. Mereka baru berani
menangkap tokoh-tokoh RMS seperti Pendeta Renaldi Damanik, Alex Manuputi, dan
300 tokoh-tokoh RMS lainnya. Dan setelah dari hari ke hari Pemerintah yang mendapatkan
legitimasi dunia internasional berani mengambil tindakan, maka Laskar Jihad
ditarik mundur. Maka pada tanggal 7 mei 2002 laskar jihad dibubarkan, karena
urusan keamanan bangsa adalah urusan Pemerintah, bukan Laskar Jihad.
Nah, itulah kronologis yang sebenarnya mengenai Jihad di Ambon.
Tidak bermaksud membuka luka lama. Tapi saya mencoba meluruskan realitas yang
terjadi di lapangan, walaupun peristiwa itu sudah terjadi 14 atau 16 tahun yang
lalu. Karena dari dulu hingga sekarang banyak manyarakat yang tidak tahu
realitas yang terjadi, dan melecehkan masalah jihad di Ambon padahal tanpa
Laskar Jihad (Mujahidin) Ambon, Poso tak akan merdeka dan damai. Pasukan Salib
yang awalnya membantai umat Islam akhirnya berselempak kocar-kacir.
merengek-rengek mengadu ke PBB, Amerika dengan pelaporan memutar balikan fakta,
bahwa Ummat Kristen dibantai. Disitulah Amerika memberi Label Mujahid sebagai
Teroris padahal kenyataanya mereka yang memulai duluan.
.
Jadikanlah itu semua sebagai Pelajaran saudara ku...!!
Jangan sampai terulang lagi, Kalau LASKAR JIHAD
AHLUSSUNAH WAL JAMA'AH dihidupkan lagi maka Musnalah kalian semua para Kufarat.
12 comments:
Write komentar