Batee Iliek dan Samalanga adalah dua daerah yang masuk dalam kabupaten Bireuen Provinsi Aceh. Mau tahu asal usul dinamakan Batee Iliek dan Samalanga?, simak kisah berikut ini!
Alkisah, pada Suatu Hari ditengah terik matahari rombongan Sultan Aceh tiba di sebuah sungai yang elok dengan air dingin dan jernih. Air sungai itu mengalir deras melewati celah - celah batu besar yang disebut Batee Ile (batu dengan air mengalir). Daerah inilah yang kemudian dinamai Batee Ile yang sekarang dikenal sebagai tempat wisata dengan nama Batee Iliek.
Setelah mandi dan sembahyang di Batee Iliek, rombongan Sultan menuju ke sebuah perkampungan dekat sungai itu. Sebuah daerah yang terdapat tumpukan rumah yang berjumlah enam puluh rumah, maka sultan menamai daerah itu Tumpok Namploh (60 yang bertumpuk), yakni desa dengan enampuluh rumah. Rombongan Sultan juga bermalam di desa tersebut.
Di Tumpok Namploh Sultan juga merekrut para pemuda untuk memperkuat barisan tentaranya. Pada pagi harinya, prajurit dan para perwira mandi di sungai. Saat berenang datanglah seekor elang yang menyambar tali pinggang putih di atas pantai, milik salah seorang perwira. Tali pinggang itu mungkin dikira ular oleh elang sehingga disambar. Elang itu terbang dan kemduian berhenti di atas bak nga (pohon kenanga).
Perwira yang sedang berenang itu terkejut, lalu mereka beramai-ramai mengejar elang itu. Karena takut elang itu terbang lagi dan menyambar pohon kenanga. Maka elang itu disebut kleung sama bak nga, artinya elang yang menyambar pohon kenanga. Kejadian itu menjadi asal - usul dari nama Samalanga.
(Ditulis Oleh Teungku Helmi A. Bakar SH. I, Guru Dayah Mudi Mesjid Raya, dan Dosen Stai al-Aziziyah Aceh)
Krueng Batee Iliek, Samalanga |
Setelah mandi dan sembahyang di Batee Iliek, rombongan Sultan menuju ke sebuah perkampungan dekat sungai itu. Sebuah daerah yang terdapat tumpukan rumah yang berjumlah enam puluh rumah, maka sultan menamai daerah itu Tumpok Namploh (60 yang bertumpuk), yakni desa dengan enampuluh rumah. Rombongan Sultan juga bermalam di desa tersebut.
Di Tumpok Namploh Sultan juga merekrut para pemuda untuk memperkuat barisan tentaranya. Pada pagi harinya, prajurit dan para perwira mandi di sungai. Saat berenang datanglah seekor elang yang menyambar tali pinggang putih di atas pantai, milik salah seorang perwira. Tali pinggang itu mungkin dikira ular oleh elang sehingga disambar. Elang itu terbang dan kemduian berhenti di atas bak nga (pohon kenanga).
Perwira yang sedang berenang itu terkejut, lalu mereka beramai-ramai mengejar elang itu. Karena takut elang itu terbang lagi dan menyambar pohon kenanga. Maka elang itu disebut kleung sama bak nga, artinya elang yang menyambar pohon kenanga. Kejadian itu menjadi asal - usul dari nama Samalanga.
(Ditulis Oleh Teungku Helmi A. Bakar SH. I, Guru Dayah Mudi Mesjid Raya, dan Dosen Stai al-Aziziyah Aceh)
No comments:
Write komentar