Thursday, April 21, 2016

Taukah Anda? Agama R.A. Kartini itu Bukan Islam,Tapi Inilah Agama Yang Dianutnya

Sebuah penggalan surat yang berasal dari sebuah buku “ Letters from Kartini – Indonesian Feminist 1900 – 1904 “ membuat orang orang gempar mengenai agama dan keyakinan yang dianut oleh R.A Kartini. Bagaimana tidak, beliau ini adalah seorang pahlawan namun beliau sempat mengalami pergulatan batin yang seperti ini

R.A. Kartini


Jepara, October 1903 : Modertje, my moedertje,say something to me, I am so utterly, utterly unhappy. Physically, spiritually broken, I have energy no more. For days already it is as if there is a fire in my head, as my heart is a burning bullet. I am assumed to be still alive, Is this living ? There are worse things then death. And when I am dead, what will that have achieved ? Nothing ! other than that I have obstructed some people, tripped them up in their egotism. …Oh my poor, poor dreams, my poor sisters. The house is as though deserted, the bird no longer chrips, it is lying with broken wing, a broken heart, oh and a heart full of terrible, evil thoughts. Do you despise me,yes ? -it is hard,but still bearable, but that I cannot respect myself, that I cannot bear. My God have mercy, show me the way ! (Letters from Kartini – Indonesian Feminist 1900 – 1904)

Isi surat ini membuat banyak netizen apa sebenarnya agama R.A Kartini, karena dalam suratnya ia banyak menyebutkan Tuhan.
 
Apa sebenarnya agama R.A Kartini


Pramudya Ananta Toer, dalam bukunya ‘ Panggil aku Kartini saja – 1962 ‘ berusaha menggambarkan sosok seorang penganut sinkretisme Kejawen. Pram menulis,

“ Bagi Kartini semua agama sama, sedangkan nilai manusia terletak pada amalnya kepada sesamanya yaitu masyarakat “
Source: forum.suara.com

“ We say that we trust in God and that is what we will maintain. We want to serve God and not people. If we listen to people then we worship people and not God.” (Kartini, 12 Oktober 1902 )
Source: forum.suara.com

Inilah pengertian agama menurut beliau

“tolong menolong dan cinta mencintai , itulah nada dasar segala agama. Agama yang sesungguhnya adalah kebatinan dan agama itu bisa dipeluk baik sebagai Nasrani maupun Islam “
Source: forum.suara.com
.

Ada sebuah pengalaman masa kecilnya yang membuat Kartini merasa seperti anak Buddha dan pantang makan daging.

Suatu waktu ia sakit keras, dokter yang dipanggilnya tidak bisa menyembuhkan. Lau datang seorang cina yang mencoba menyembuhkan. Ia meminta Kartini meminum abu dari lidi sesaji yang biasa dipakai di klenteng atau vihara. Setelah minum abu lidi tadi, Kartini memang sembuh.
kartini
via: http://www.olarv.com
 
Dari sini sudah bisa tergambarkan apa yang sebenarnya dipeluk oleh R.A Kartini saat itu. Lingkungan berpendidikan dan budaya jawa yang sangat kental membuatnya lebih keKejawen. Ia saat itu masih dalam proses pencarian agama dan jati dirinya. Saat itu ia merasa Islam tidak pernah memberinya jawaban. Lingkungan Kejawen dan lingkungan pendidikan yang jauh dari Islam membuatnya buta terhadap agama Islam, yang seharusnya adalah agama yang secara tradisional dipeluknya.

Dalam suratnya ke Stella Zeehandelaar ( 18 Agustus 1900 ). Kartini merindukan tafsir Al Qur’an bisa dipelajari. Ia mengecam tentang metode pengajaran al Qur’an, tapi tak ada seorangpun yang mengerti , karena memakai bahasa arab.

Saati itu ia menyebut derita neraka yang dialami kaum perempuan yang disebabkan ajaran Islam, yang disampaikan para guru guru agama. Ini berkaitan dengan pola poligami yang lazim dilakukan para pembesar, golongan priyayi. Agama Islam menjadi pembela egoisme lelaki, yang menempatkan perempuan dalam posisi yang tidak adil.

Kartini mengutuk cara ini. Ia menulis “ Itu bukan dosa, bukan pula aib. Ajaran Islam mengizinkan kaum lelaki kawin dengan empat orang perempuan sekaligus. Mengapa hal ini seribu kali tidak bolah disebut dosa menurut hukum dan ajaran Islam. Selamanya saya tetap menganggapnya dosa.

kartini
via: http://www.kaskus.co.id

Semua perbuatan yang menyebabkan sesama manusia menderita, saya anggap sebagai dosa. Dosa ialah menyakiti makhluk lain.

Rupanya pemikiran R.A Kartini inilah yang membuatnya bisa bangkit dan berdiri layaknya Kartini yang kita kenal sekarang. Kebutaan akan pemahamannya membuatnya melawan sebuah ajaran yang membuat kaum wanita tertindas, yaitu Poligami.

Ia merasa wanita ada di titik terendah saat itu, dan mimpinya adalah wanita bisa berdiri sejajar dengan lelaki di kemudian hari. Kalau Kartini bisa melihat, mungkin ia bisa tersenyum dari atas sana melihat wanita yang bisa berdiri sejajar dengan pria saat ini.

Kartini lahir sebagai seorang Islam, dalam perjalanannya ia banyak mengalami hal yang tak terduga. Ia juga meninggal sebagai seorang Muslim.

“Habis gelap, terbitlah terang”
 Sumber: http://re-daksi.blogspot.co.id/2016/04/terungkap-bukan-islam-inilah-agama-yang.html

Terima kasih telah berkunjung di Blog kami! Setelah Anda membaca artikel ini mohon tinggalkan komentar dan jika ingin membagikan atau menyalin isi artikel ini jangan lupa meletakkan sumber link blog http://acehabad.blogspot.com. TERIMA KASIH!

2 comments:
Write komentar