LHOKSEUMAWE | Irwandi Yusuf memastikan akan maju kembali sebagai bakal calon Gubernur Aceh pada pilkada 2017. Dalam pilkada kali ini, Irwandi menamsilkan dirinya sebagai kawan Muzakir Manaf. Sedangkan Zaini Abdullah (Doto Zaini) dan Zakaria Saman (Apa Karya), kata Irwandi, sebagai lawan Muzakir Manaf.
Mualem dan Irwandi Yusuf di Dayah Abu Hasballah Keutapang, Nisam, Aceh Utara |
Baca: Irwandi Yusuf Merajuk: Tidak Perlu Diadakan Pilkada, Terkait Syarat Calon Independen Diperketat
“Jadi, bek salah dipham le awak nyan. Lon kon lawan, tapi kawan Muzakir Manaf. Doto Zaini dan Apa Karya yang melawan Muzakir Manaf. Saya kawan,” kata Irwandi kepada portalsatu.com lewat telpo seluler, Rabu, 13 April 2016, sore.
Irwandi menyebut itu lantaran Doto Zaini dan Apa Karya merupakan Tuha Peut Partai Aceh (PA), meski kemudian Apa Karya menyatakan mengundurkan diri sementara lantaran akan maju sebagai bakal calon Gubernur Aceh lewat jalur independen pada pilkada 2017. PA saat ini dipimpin Muzakir Manaf atau Mualem sebagai ketua umum. Sedangkan Irwandi, walaupun berlatar belakang GAM—sama seperti Doto Zaini, Apa Karya dan Muzakir Manaf, namun ia kemudian mendirikan Partai Nasional Aceh (PNA).
Diusung PA, Doto Zaini terpilih menjadi Gubernur Aceh dan Muzakir Manaf sebagai Wakil Gubernur Aceh hasil pilkada 2012, mengalahkan Irwandi dan calon lainnya. Kali ini, PA mengusung Muzakir Manaf sebagai bakal calon Gubernur Aceh pada pilkada 2017. Sementara Doto Zaini menyatakan memilih maju lewat jalur independen/perseorangan, sama seperti Apa Karya.
Menurut Irwandi, penambahan persyaratan tertentu untuk calon independen dalam draf revisi Qanun Aceh tentang Pilkada yang tengah dibahas oleh DPRA akan memberatkan/menyulitkan orang-orang yang tidak diusung partai politik, seperti Doto Zaini, Apa Karya, dan lainnya. (Baca: Syarat Calon Independent Diperketat, Iskandar Usman: Ini Untuk Mencegah Calo Politik)
Irwandi menyebut bagi dirinya tidak menjadi persoalan terkait persyaratan itu untuk maju sebagai bakal calon Gubernur Aceh pada pilkada 2017. Apalagi, kata dia, tidak tertutup kemungkinan dirinya akan maju lewat partai politik nasional (parnas).
“Yang sayang (nasib) orang-orang yang sudah memastikan akan maju lewat jalur independen itu (jika persyaratan calon independen diperberat),” ujar Irwandi yang pada pilkada 2006 silam maju lewat jalur independen dan terpilih menjadi Gubernur Aceh. (Baca: Persyaratan Calon Independen, Irwandi Yusuf: Bek Na Akai Kueh Bak DPRA)
Itu sebabnya, menurut Irwandi, langkah pihak DPRA diduga ingin “melumpuhkan” jalur independen dengan cara penambahan persyaratan yang dinilai memberatkan, harus dihentikan. Pasalnya, kata Irwandi, jika pola ini terus dibiarkan berpotensi tidak sehat bagi proses demokrasi di Aceh ke depan.
Terima kasih telah berkunjung di Blog kami!
Setelah Anda membaca artikel ini mohon tinggalkan komentar dan jika ingin membagikan atau menyalin isi artikel ini jangan lupa meletakkan sumber link blog http://acehabad.blogspot.com.
TERIMA KASIH!
No comments:
Write komentar