Aceh kehilangan lagi seorang ulama
kharismatik dan menjadi panutan umat. Abuya HM Nasir Waly Lc, Pimpinan Dayah
Serambi Mekkah Meulaboh yang juga Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU)
Kabupaten Aceh Barat mengembuskan napas terakhir, Sabtu (6/2) pagi sekitar
pukul 05.45 WIB di Rumah Sakit Bunda, Medan akibat sakit yang dideritanya.
Putra ulama besar Syech Abuya Muda Waly Al-khalidi ini meninggal dalam usia 58
tahun.
Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun.
Seperti diberitakan selama ini, sejak akhir 2009, Abuya Nasir Waly harus
bolak-balik Aceh-Penang untuk berobat penyakit darah manis yang dideritanya.
Selama beberapa waktu, kondisi kesehatan Abuya sempat membaik. Namun pada 20
Januari 2010, kesehatan Abu Nasir memburuk lagi sehingga pihak keluarga membawa
ke Medan dan dirawat di Rumah sakit Malahayati. “Dari 20 sampai 26 Januari
2010, Abuya dirawat di RS Malahayati. Karena tak ada tanda-tanda membaik,
sempat dibawa ke pengobatan herbal (alternatif) di Medan,” kata Tgk Harmen
Nuriqmar, menantu Abuya Nasir Waly yang dihubungi Serambi, tadi malam.
foto: kiri: Abuya Jamaludin Waly
tengah: Abuya Muhibbudin Waly
kanan: Abuya HM Nasir Waly
Selama tiga hari menjalani pengobatan alternatif, kondisi Abuya ada perubahan
yang cukup berarti. Tetapi pada hari keempat, tiba-tiba down lagi, sehingga
kembali masuk rumah sakit. Pada Jumat (5/2) malam sekitar pukul 21.00 WIB,
Abuya yang semakin parah dilarikan ke ICU Rumah Sakit Bunda, Medan. Berdasarkan
analisa medis yang dilakukan tim dokter Rumah Sakit Bunda, Abuya menderita
kanker hati yang sudah pada tahap stadium parah. “Setelah dirawat sejak pukul
21.00 WIB, Jumat (5/2), akhirnya pada Sabtu (6/2) subuh sekitar pukul 05.45
WIB, Abuya berpulang ke Rahmatullah,” ujar Tgk Harmen.
Informasi tambahan yang diterima
Serambi dari Tgk Zulfahmi, Humas Dayah Darussalam, Labuhan Haji, Aceh Selatan
menyebutkan, jenazah Almarhum Abuya Nasir Waly diberangkatkan dari Medan
sekitar pukul 08.00 WIB, kemarin. Berdasarkan kesepakatan pihak keluarga,
ulama, dan berbagai kalangan lainnya, disepakati jenazah Abuya dimakamkan di
Kompleks Pesantren Serambi Mekkah, Desa Blang Beurandang, Kecamatan Johan
Pahlawan, Meulaboh, Aceh Barat. Dalam perjalanan dari Medan ke Aceh, jenazah
Abuya Nasir Waly, tadi malam sempat disinggahkan di Bakongan untuk pelaksanaan
shalat ghaib di Pesantren Ashabul Yamin (Abu Adnan Bakongan). Selanjutnya,
disinggahkan juga di Pesantren Darussalam, Labuhan Haji untuk selanjutnya
melanjutkan perjalanan ke Meulaboh.
Putra ulama besarAbuya HM Nasir
Waly, kelahiran Labuhan Haji, Aceh Selatan 8 Agustus 1952. Beliau merupakan
salah satu dari 14 bersaudara, putra ulama besar Aceh, Abuya Syech Muda Waly
Al-khalidi, pendiri dan pemimpin Pesantren Darussalam, Labuhan Haji, Aceh
Selatan. Dari 14 bersaudara tersebut, HM Nasir Waly merupakan anak ke-6 dari
ibu ketiga. Ke-14 putra-putri Syech Muda Wali Al-Chalidi masing-masing, Prof Dr
Muhibbuddin Waly, Ummi Halimah, KH Mawardy Waly, Abuya Jamaluddin Waly, Abuya
Amran Waly, Abuya HM Nasir Waly (almarhum), Ummi Abidah Waly, Abu Marhaban, Abu
Ruslan Waly, Abu Syech Abdurrauf, Ummi Mariyah (almarhumah). “Dua orang lagi
yang meninggal dunia 30 tahun lalu, sedangkan ada seorang lagi yang kami tak
ingat,” kata Tgk Harmen yang ditemui di rumah duka, Kompleks Pesantren Serambi
Mekkah, Meulaboh, tadi malam.Abuya Nasir Waly meninggalkan dua orang istri,
yaitu Ummi Hj Ti Hawa di Labuhan Haji dan Ummi Hj Murniati di Meulaboh.
Dari
Ummi Ti Hawa dikaruniai tujuh putra-putri sedangkan dari Ummi Murni tiga
putra-putri. Ke-10 orang putra-putri Abuya Nasir Waly masing-masing, Siti
Munawarah Al-Waly, Hj Maulida Waly, Muthawaliyati Waly, Muhibbul Waly,
Mutawally Al-Chalidi, Mawaddah Waly, Mauzizah Waly, Mubarak Waly, Munawar Waly,
dan Muntashier Waly Al-Chalidi. Suasana duka dirasakan masyarakat Aceh sejak
mengetahui Abuya Nasir Waly meninggal dunia. Keharuan sangtat terasa ketika
jenazah berada di Bakongan, Labuhan Haji, dan sepanjang jalan yang dilewati,
terutama bagi masyarakat di sepanjang jalur pantai selatan hingga barat Aceh
yang mengetahui mobil yang membawa jenazah Abuya melintas.
Wartawan Serambi yang terus memantau
keadaan di rumah duka hingga pukul 22.30 WIB tadi malam melaporkan, jenazah
Almarhum Abuya Nasir Waly dijadwalkan pemakaman pada dini hari, Minggu (7/2)
sekitar pukul 01.00 WIB setelah di Kompleks Pesantren Serambi Mekkah, Meulaboh
setelah dikafankan di Pesantren Labuhan Haji, Aceh Selatan.
Seruan shalat ghaibPengurus Wilayah
Nahdhatul Ulama (NU) dan Pengurus Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), dalam
siaran persnya kepada Serambi kemarin, menyerukan kepada seluruh masyarakat
Aceh, khusunya masyarakat pesantren, untuk melakukan shalat ghaib dan samadiyah
di tempat masing-masing. “Meninggalnya seorang ulama berarti mati sebuah lampu
penerang bagi umat dan sangat sulit untuk diganti. Kami keluarga besar PWNU
Aceh dan HUDA atas nama almarhum, memohon maaf atas segala kekhilafan dan
kesalahan yang mungkin terjadi dalam pergaulan dengan beliau. Semoga Allah SWT
menempatkan almarhum ke dalam syurga-Nya,” tulis Tgk H Faisal Ali, Sekjen HUDA.
Tgk Faisal mengatakan, berita meninggalnya Abu Nasir yang merupakan salah seorang alumni Dayah Mudi Mesra Samalanga ini, menyebar begitu cepat di seantero Aceh, bahkan Jakarta dan luar negeri. Menurut pria yang akrap disapa Lem Faisal ini, Tgk HM Nasir Wali Lc yang akrab disapa dengan Abuya Nasir Wali dikenal luas oleh semua kalangan hingga tingkat internasional, karena kemampuannya berkomunikasi dengan berbagai kalangan dan tingkatan. Lem Faisal menambahkan, Abuya Nasir Waly semasa hidupnya merupakan salah seorang ulama yang sangat ngotot dalam memperjuangkan penegakan syariat Islam di Aceh. Selain menjabat sebagai Pimpinan Pesantren Serambi Mekkah Meulaboh, Abuya Nasir Waly juga Ketua MPU Aceh Barat dan Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh Barat.(edi/c45/nal/nas)
Tgk Faisal mengatakan, berita meninggalnya Abu Nasir yang merupakan salah seorang alumni Dayah Mudi Mesra Samalanga ini, menyebar begitu cepat di seantero Aceh, bahkan Jakarta dan luar negeri. Menurut pria yang akrap disapa Lem Faisal ini, Tgk HM Nasir Wali Lc yang akrab disapa dengan Abuya Nasir Wali dikenal luas oleh semua kalangan hingga tingkat internasional, karena kemampuannya berkomunikasi dengan berbagai kalangan dan tingkatan. Lem Faisal menambahkan, Abuya Nasir Waly semasa hidupnya merupakan salah seorang ulama yang sangat ngotot dalam memperjuangkan penegakan syariat Islam di Aceh. Selain menjabat sebagai Pimpinan Pesantren Serambi Mekkah Meulaboh, Abuya Nasir Waly juga Ketua MPU Aceh Barat dan Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh Barat.(edi/c45/nal/nas)
(Sumber:
serambinews.com)
No comments:
Write komentar