Peringatan Haul Almukarram Abon Abdul Aziz MUDI Mesra Berjalan Lancar Haul ke-27 Almukarram Abon Abdul Aziz bin Shaleh yang diperingati pada Minggu, (27/3) di komplek Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga bersama para santri, segenap ahli famili dan ulama sesepuh Aceh.
Pada malam harinya diisi dengan pembacaan maulid, wirid, tausiah dan do'a bersama para santri, tamu dan umat islam lainnya. Berbeda dengan Haul tahun lalu, yang mana pada malamnya diadakan muzakarah Ulama.
Begitu juga pada pagi hari tahlilan dan shamadiah dipimpin langsung oleh Almukarram Syaikhuna Abu Kuta Krueng. Baru setelahnya dilanjutkan dengan "meukhanduri" alakadar makanan yang telah disediakan oleh panitia.
Ba'da shalat dhuhur, silaturrahmi para tokoh dan segenap aktifis pengajian Tastafi yang turut dihadiri juga oleh Bupati Bireuen, Ruslan Daud. Dalam pertemuan itu membahas pengembangan pengajian Tastafi untuk dikembangkan lebih luas lagi ke seluruh Aceh.
Profil Singkat
Almarhum Tgk Abdul Aziz Bin M Shaleh, merupakan tokoh yang cukup berpengaruh bagi masyarakat Aceh. Salah satu perannya adalah, Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya (MUDI Mesra) Samalanga, kabupaten Bireun, sehingga mencapai kemajuan yang amat pesat. Kemajuan kini diteruskan oleh pengurus sesudah dayah beliau.
Beliau lahir di desa kandang Samalanga Kabupaten Aceh Utara (Kini-Kabupaten Bireuen) pada bulan ramadhan tahun 1351 H / 1930 M. Abon diasuh dan dibesarkan di Jeunieb bersama kedua orang tuanya, ayahnya seorang pendiri Dayah ‘Atiq Jeunieb sehingga Abon dari masa kecilnya sudah mulai belajar ilmu pendidikan agama di dayah tersebut.
Abon menikah dengan putri gurunya sendiri yang merupakan pimpinan Dayah Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya (MUDI Mesra) Samalanga pada waktu itu. Abon dikaruniai 4 anak, yaitu Alm. Hj. suaibah, hj shalihah, Alm. Tgk H Thaillah dan Hj Masyitah.
Pada tahun 1948 Abon melanjutkan pendidikannya ke dayah yang dipimpin oleh Teungku Ben (Teungku Tanjongan) di Matangkuli Kabupaten Aceh Utara. Di dayah tersebut Abon belajar pada tengku Idris Tanjongan. Pada tahun 1949 beliau kembali ke Dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga untuk mengabdikan diri menjadi guru di dayah tersebut.
Setelah berkeluarga dan mngabdi di Dayah MUDI, pada tahun 1951 M, Abon melanjutkan pendidikannya ke Dayah Darussalam Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan. Dayah yang dipimpin oleh Abuya Muhammad Wali Al-Khalidi selama tujuh tahun, dan pada pada tahun 1958 Abon kembali lagi ke Dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga untuk mengembangkan ilmunya. Pada tahun tersebut pimpinan Dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga meninggal dunia, sehingga Abon diangkat menjadi pimpinan Dayah tersebut.
Akhirnya, Abon dipanggil kembali kehadharat-Nya pada tanggal 9 Jumadil Akhir 1409/17 Januari 1989 dengan tutup usia 58 tahun, dan dikebumikan di komplek Dayah.
Semoga Allah memberi pengampunan kepadanya, ditempatkan dalam satu kebun daripada kebun syurga, dan juga kita sebagai muridnya mendapat keberkahan darinya.Amin.
Begitu juga pada pagi hari tahlilan dan shamadiah dipimpin langsung oleh Almukarram Syaikhuna Abu Kuta Krueng. Baru setelahnya dilanjutkan dengan "meukhanduri" alakadar makanan yang telah disediakan oleh panitia.
Ba'da shalat dhuhur, silaturrahmi para tokoh dan segenap aktifis pengajian Tastafi yang turut dihadiri juga oleh Bupati Bireuen, Ruslan Daud. Dalam pertemuan itu membahas pengembangan pengajian Tastafi untuk dikembangkan lebih luas lagi ke seluruh Aceh.
Profil Singkat
Almarhum Tgk Abdul Aziz Bin M Shaleh, merupakan tokoh yang cukup berpengaruh bagi masyarakat Aceh. Salah satu perannya adalah, Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya (MUDI Mesra) Samalanga, kabupaten Bireun, sehingga mencapai kemajuan yang amat pesat. Kemajuan kini diteruskan oleh pengurus sesudah dayah beliau.
Beliau lahir di desa kandang Samalanga Kabupaten Aceh Utara (Kini-Kabupaten Bireuen) pada bulan ramadhan tahun 1351 H / 1930 M. Abon diasuh dan dibesarkan di Jeunieb bersama kedua orang tuanya, ayahnya seorang pendiri Dayah ‘Atiq Jeunieb sehingga Abon dari masa kecilnya sudah mulai belajar ilmu pendidikan agama di dayah tersebut.
Abon menikah dengan putri gurunya sendiri yang merupakan pimpinan Dayah Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya (MUDI Mesra) Samalanga pada waktu itu. Abon dikaruniai 4 anak, yaitu Alm. Hj. suaibah, hj shalihah, Alm. Tgk H Thaillah dan Hj Masyitah.
Pada tahun 1948 Abon melanjutkan pendidikannya ke dayah yang dipimpin oleh Teungku Ben (Teungku Tanjongan) di Matangkuli Kabupaten Aceh Utara. Di dayah tersebut Abon belajar pada tengku Idris Tanjongan. Pada tahun 1949 beliau kembali ke Dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga untuk mengabdikan diri menjadi guru di dayah tersebut.
Setelah berkeluarga dan mngabdi di Dayah MUDI, pada tahun 1951 M, Abon melanjutkan pendidikannya ke Dayah Darussalam Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan. Dayah yang dipimpin oleh Abuya Muhammad Wali Al-Khalidi selama tujuh tahun, dan pada pada tahun 1958 Abon kembali lagi ke Dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga untuk mengembangkan ilmunya. Pada tahun tersebut pimpinan Dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga meninggal dunia, sehingga Abon diangkat menjadi pimpinan Dayah tersebut.
Akhirnya, Abon dipanggil kembali kehadharat-Nya pada tanggal 9 Jumadil Akhir 1409/17 Januari 1989 dengan tutup usia 58 tahun, dan dikebumikan di komplek Dayah.
Semoga Allah memberi pengampunan kepadanya, ditempatkan dalam satu kebun daripada kebun syurga, dan juga kita sebagai muridnya mendapat keberkahan darinya.Amin.
No comments:
Write komentar