Konon, orang-orang dari suku Baluch dari Balochistan dan Makran pergi
mendiami satu daerah di tepi Laut Arab, barat daya Pakistan, dan
membangun satu perkampungan nelayan kecil di sana. Mereka menamakannya
dengan Balochi. Dari nama itulah diduga nama Karachi berasal, dan salah
satu nama kuno lainnya untuk Karachi adalah Kurrachee.
Terima kasih telah berkunjung di Blog kami! Setelah Anda membaca artikel ini mohon tinggalkan komentar dan jika ingin membagikan atau menyalin isi artikel ini jangan lupa meletakkan sumber link blog http://acehabad.blogspot.com. TERIMA KASIH!
Karachi
yang terletak di tepi barat delta sungai Indus adalah kota terbesar di
Pakistan dan bahkan terhitung dalam kota-kota terbesar di Dunia.
Kota yang merupakan ibukota Provinsi Sindh, Pakistan, ini juga
merupakan salah satu kota kuno, pernah menjadi pusat pemerintahan dan
peradaban kuno, sekaligus menjadi tujuan migrasi dari berbagai tempat di
dunia lantaran merupakan pelabuhan dan dermaga penting di Laut Arab.
Dengan keletakannya di seberang Kesultanan Oman, maka Karachi dan Oman
secara bersamaan menjadi dua titik tembus Teluk Arab (Teluk Persia)
menuju Samudera India.
Orang-orang Arab dan Muslim telah mengenal Karachi sejak tahun 112 H
ketika Panglima Muslimin Muhammad bin Al-Qasim melakukan perjalanan ke
pantai-pantai Negeri Sindh untuk mengamankan perdagangan Muslim di sana.
Muhammad bin Al-Qasim menetap di sana bersama bala tentaranya dan
membangun satu perkampungan di pelabuhan dekat dengan Karachi sekarang.
Pelabuhan itu sampai dengan hari ini masih disebut dengan pelabuhan
Muhammad bin Al-Qasim.
Islam berkembang pesat di Karachi sejak permulaan abad ke-5 H (ke-11 M)
pada zaman Dinasti Ghazni (Ghanawiyyah), dan seiring perjalanan waktu,
Karachi pun kemudian menjadi pusat perdagangan yang ramai di tepi Laut
Arab.
Mereka telah lama menetap dan menjadi
tokoh di Aceh Bandar Darussalam. Diketahui tokoh-tokoh tersebut berasal
dari Karachi ialah karena nisbah di belakang nama yang tertera pada cap
mereka bertulis “Karatsyi” atau mungkin bacaan yang lebih tepatnya
“Kurrasyi”—Kurrachee sebagaimana telah disebutkan merupakan salah satu
nama kuno dari Karachi, sementara nama Karachi pertama sekali dipakai
oleh Belanda pada 1742.
Cap pada surat yang dikirimkan jamaah haji Aceh kepada Daulah Utsmaniyyah tahun 1289 H/1872 M |
Beberapa tokoh di antara orang-orang Kurrasyi ini bergelar “mu’allim”,
yang tentu maksudnya adalah pelayar atau navigator. Antara lain:
Mu’allim Ghanla Kurrasyi (cap 1289 H), Mu’allim Ibrahim Kurrasyi,
Mu’allim Fabbah (?) Kurrasyi (cap 1288 H), Mu’allim Batu (?) Abshar
Kurrasyi (cap 1289 H), dan Mu’allim Batua Kurrasyi.
Muncul nama-nama ini dalam surat tersebut membuktikan adanya suatu
hubungan yang erat antara Aceh Bandar Darussalam dan Karachi yang pernah
menjadi ibukota Pakistan sebelum dipindahkan ke Islamabad pada 1960.
Oleh: Musafir Zaman
(Dikutip dari akun facebook Musafir Zaman di Group Mapesa)
Terima kasih telah berkunjung di Blog kami! Setelah Anda membaca artikel ini mohon tinggalkan komentar dan jika ingin membagikan atau menyalin isi artikel ini jangan lupa meletakkan sumber link blog http://acehabad.blogspot.com. TERIMA KASIH!
No comments:
Write komentar