Tuesday, December 20, 2016

Umat Muslim Wajib Tahu: ‘Mengenang Laskar Jihad FPI di Ambon”

Tepatnya pada Idul Fitri 19 Januari 1999 umat Islam dibantai oleh pihak Nashara di kotamadya Ambon, dan meluas ke seluruh Maluku. Pembantaian tersebut tidak berhenti sampai disitu saja, tetapi masih terjadi di jalan-jalan dan di perkampungan yang mayoritas dihuni Umat Muslim. Berdasarkan kondisi ini pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya menghitung jumlah mayat kaum muslimin dan menguburkannya.
Padahal teriakan-teriakan minta tolong kaum Muslimin di Maluku, terdengar sampai kepada seluruh rakyat di Indonesia, dan pemerintah bersikap diam. Maka dalam rangka melakukan Tabayyun, dikirimlah tim investigasi yg terdiri dari beberapa ustadz, dan hasil laporannya sangat menyedihkan, ribuan umat Islam dibantai saat itu tapi media bungkam. Laporan tersebut disampaikan juga kepada Syaikh Rabbi, dan Masyaikh lainnya, dan mereka perintahkan tuk menyampaikan masalah ini kepada penguasa. Dan pada tahun 1999 para Astatidzah mengirimi surat yang berisi nasehat kepada Presiden BJ Habibi kala itu tentang kenyataan yang terjadi di Maluku. Surat tersebut dibalas Presiden dengan jawaban, “terima kasih atas nasehatnya, dan Insya Allah saya akan melaksanakan kewajiban saya”.

Satu sisi lain kerusuhan dan pembaintaian masih saja berlangsung, hingga berakhirnya pemerintahan Presiden BJ Habibi. Presiden BJ Habibi memerintah selama 500 hari, kemudian digantikan Presiden yang baru yaitu Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur). Pada Masa kepemimpinan Presiden Abdurahman Wahid, pembantaian kepada Umat Islam di maluku masih saja berlangsung bahkan semakin luas. Kemudian para Astatidzah mengirim surat yang kedua kepada Presiden Abdurahman Wahid yang berisi tentang realitas yg terjadi di Maluku. Salah satu butir surat tersebut, menanyakan tentang tanggung jawab beliau selaku penguasa dalam lindungi Umat Islam yang dibantai di Maluku. Ternyata isi surat tersebut ditanggapi oleh Presiden Abdurrahman Wahid dengan pernyataan yg pernyataan “marah”. Dia bilang “yang korban cuman lima saja kok diributkan” (hal ini sangat bertentangan dengan realitas yang terjadi dilapangan).

Laskar Jihad FPI (copas Facebook)

FPI menyatakan, “Apabila Pemerintah tidak bisa meliindungi umat Islam, maka kita akan lakukan JIHAD di Bumi Maluku”. “JIHAD demi memebela Umat Islam yang dibantai di Maluku”. Gus Dur menjawab,”Saya nggak peduli mau JIHAD apa JAHID, macem-macem tak sikat”. Astaghfirullahal’adzim. Bagaimana menyikapi keadaan seperti itu, satu sisi lain pembatantaian kepada ribuan Umat Islam masih terus berlanjut. Ribuan Umat Islam dibantai dimana-mana, hingga terjadi pengungsian besar-besaran dari kalangan Umat Islam untuk mencari tempat yang aman.

Di Pihak Nashara ada seorang bernama Benny Doro atau dikenal sebagai Bernat pembicara tokoh pemuda Kristen di Galela Halmahera Utara. Dia dikenal sebagai jagal Kaum Muslimin, pembantai kaum Muslimin, tetapi dia bebas pergi keluar negeri, tanpa tersentuh oleh hukum. Dan tokoh-tokoh Gereja di Ambon dan Maluku juga demikian, satu sisi lain teriakan minta tolong umat Muslim semakin keras. Umat Islam teriak minta tolong, tetapi mereka tidak tahu kepada siapa mereka harus meminta tolong? Karena pemerintah tidak melindungi mereka. Pembantaian tersebut berlangsung selama 1,5 tahun, tetapi Pemerintah pada waktu itu tidak mendengar teriakan mereka. Setelah 1,5 tahun pemerintah tidak bisa mengambil tindakan tegas dalam melindungi kaum muslimin di bumi Maluku dan sudah meluas ke Poso, akhirnya pada tanggal 6 April 2000, FPI sepakat membetuk LASKAR JIHAD AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH. Terbentuknya LASKAR JIHAD AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH tersebut direstui oleh Para Masyaikh, dikarenakan pemerintah kita pada saat itu lemah. tanggal 4 Mei 2000 terjadi pertempuran pertama di daerah Pos Kota dan dengan pertolongan Allah, pihak kufarat tunggang langgang.

Ustadz Ja’far Umar Thalib memimpin langsung pertempuran tersebut, dan hal tersebut bikin heran/tercengang Umat Islam penduduk asli di Ambon. Begitulah kenyataan yang terjadi pada pertempuran pertama yang terjadi di Pos Kota, (Kalau ingat peristiwa itu masih merinding). Dengan gagahnya Pasukan Muslimin dengan Takbir, “ALLAHU AKBAR” maju hadapi pihak kufarat didepan mata, mereka bak Singa yg menghabisi mangsa. Melihat semangat takbir dan keberanian singa-singa Muslimin dalam pertempuran tersebut, akhirnya pihak kufarat memilih melarikan diri. Dan bubarlah mereka. Tunggang langgang, dan bercerai berailah mereka. Allah telah memberi kemenangan pada ronde pertama. Setiap waktu senggang Laskar Jihad Ahlussunah Wal Jama’ah selalu membekali ‘ilmu agama kepada masyarakat setempat. Dan membuat Madrasah yang mampu menampung 5.000 anak, Masjid-masjid dihidupkan kembali dengan Shalat jama’ah 5 waktu. Dan Masjid-masjid selalu diramaikan dengan pengajian-pengajian, sehingga terbentuklah keimanan kaum muslimin yang ada di Maluku. Sehingga terbentuklah keberanian kaum muslimin di Maluku yang semula penakut, akhirnya mereka jadi pemberani bak singa-singa siap tempur.

Masjid2 yang semula sepi, menjadi ramai kembali, umat yang semula tidak shalat kemudian menjalankan shalat, hingga berubahlah kondisi Maluku. Dengan terbentuknya Iman dan Taqwa, terbentuk pula keberanian masyarakat setempat, maka berubahlah kondisi masyarakat di Maluku. Maka serangan demi serangan pihak kufar kepada Muslimin selalu dilawan dengan gagah berani, semangat jihad, dan teriakan Takbir. Sehingga setiap serangan-serangan yang dilakukan pihak kufar kepada Kaum Muslimin selalu berhasil dipukul mundur oleh singa-singa Muslimin. Dan kondisinya menjadi berbalik, korban banyak berjatuhan dari pihak kufar, sehingga mulai ributlah parlement Eropa. Mulai ributlah Amerika dan ributlah sekjen PBB, memaksa agar Laskar Jihad Ahlussunnah Wal Jama’ah dibubarkan. Begitu juga dengan Dewan Gereja Dunia yang mengatakan bahwa Laskar Jihad lakukan gerakan pembataian/pembersihan komunitas Kristen. Akhirnya dengan ributnya dunia international tersebut Pemerintah Indonesia baru berani ambil tindakan mengatasi kerusuhan yang terjadi. Mereka baru berani menangkap tokoh-tokoh RMS seperti Pendeta Renaldi Damanik, Alex Manuputi, dan 300 tokoh-tokoh RMS lainnya. Dan setelah dari hari ke hari Pemerintah yang mendapatkan legitimasi dunia internasional berani mengambil tindakan, maka Laskar Jihad ditarik mundur. Maka pada tanggal 7 mei 2002 laskar jihad dibubarkan, karena urusan keamanan bangsa adalah urusan Pemerintah, bukan Laskar Jihad.


Nah, itulah kronologis yang sebenarnya mengenai Jihad di Ambon. Tidak bermaksud membuka luka lama. Tapi saya mencoba meluruskan realitas yang terjadi di lapangan, walaupun peristiwa itu sudah terjadi 14 atau 16 tahun yang lalu. Karena dari dulu hingga sekarang banyak manyarakat yang tidak tahu realitas yang terjadi, dan melecehkan masalah jihad di Ambon padahal tanpa Laskar Jihad (Mujahidin) Ambon, Poso tak akan merdeka dan damai. Pasukan Salib yang awalnya membantai umat Islam akhirnya berselempak kocar-kacir. merengek-rengek mengadu ke PBB, Amerika dengan pelaporan memutar balikan fakta, bahwa Ummat Kristen dibantai. Disitulah Amerika memberi Label Mujahid sebagai Teroris padahal kenyataanya mereka yang memulai duluan.

.
Jadikanlah itu semua sebagai Pelajaran saudara ku...!!
Jangan sampai terulang lagi, Kalau LASKAR JIHAD AHLUSSUNAH WAL JAMA'AH dihidupkan lagi maka Musnalah kalian semua para Kufarat.


12 comments:
Write komentar