Sebuah penggalan surat yang berasal dari sebuah buku “ Letters from Kartini –
Indonesian Feminist 1900 – 1904 “ membuat orang orang gempar mengenai
agama dan keyakinan yang dianut oleh R.A Kartini. Bagaimana tidak,
beliau ini adalah seorang pahlawan namun beliau sempat mengalami
pergulatan batin yang seperti ini
Terima kasih telah berkunjung di Blog kami! Setelah Anda membaca artikel ini mohon tinggalkan komentar dan jika ingin membagikan atau menyalin isi artikel ini jangan lupa meletakkan sumber link blog http://acehabad.blogspot.com. TERIMA KASIH!
R.A. Kartini |
Jepara, October 1903 : Modertje, my moedertje,say something to me, I am so utterly, utterly unhappy. Physically, spiritually broken, I have energy no more. For days already it is as if there is a fire in my head, as my heart is a burning bullet. I am assumed to be still alive, Is this living ? There are worse things then death. And when I am dead, what will that have achieved ? Nothing ! other than that I have obstructed some people, tripped them up in their egotism. …Oh my poor, poor dreams, my poor sisters. The house is as though deserted, the bird no longer chrips, it is lying with broken wing, a broken heart, oh and a heart full of terrible, evil thoughts. Do you despise me,yes ? -it is hard,but still bearable, but that I cannot respect myself, that I cannot bear. My God have mercy, show me the way ! (Letters from Kartini – Indonesian Feminist 1900 – 1904)
Isi surat ini membuat banyak netizen apa sebenarnya agama R.A Kartini, karena dalam suratnya ia banyak menyebutkan Tuhan.
Apa sebenarnya agama R.A Kartini
Pramudya Ananta Toer,
dalam bukunya ‘ Panggil aku Kartini saja – 1962 ‘ berusaha
menggambarkan sosok seorang penganut sinkretisme Kejawen. Pram menulis,
“ Bagi Kartini semua agama sama, sedangkan nilai manusia terletak pada amalnya kepada sesamanya yaitu masyarakat “
Source: forum.suara.com
“ We say that we trust in God and that is what we will maintain. We want to serve God and not people. If we listen to people then we worship people and not God.” (Kartini, 12 Oktober 1902 )
Source: forum.suara.com
Inilah pengertian agama menurut beliau
“tolong menolong dan cinta mencintai , itulah nada dasar segala agama. Agama yang sesungguhnya adalah kebatinan dan agama itu bisa dipeluk baik sebagai Nasrani maupun Islam “
Source: forum.suara.com
.
Ada sebuah pengalaman masa kecilnya yang membuat Kartini merasa seperti anak Buddha dan pantang makan daging.
Suatu waktu ia sakit keras, dokter yang dipanggilnya tidak bisa
menyembuhkan. Lau datang seorang cina yang mencoba menyembuhkan. Ia
meminta Kartini meminum abu dari lidi sesaji yang biasa dipakai di
klenteng atau vihara. Setelah minum abu lidi tadi, Kartini memang
sembuh.
via: http://www.olarv.com |
Dari sini sudah bisa tergambarkan apa yang sebenarnya dipeluk oleh R.A
Kartini saat itu. Lingkungan berpendidikan dan budaya jawa yang sangat
kental membuatnya lebih keKejawen.
Ia saat itu masih dalam proses pencarian agama dan jati dirinya. Saat
itu ia merasa Islam tidak pernah memberinya jawaban. Lingkungan Kejawen
dan lingkungan pendidikan yang jauh dari Islam membuatnya buta terhadap
agama Islam, yang seharusnya adalah agama yang secara tradisional
dipeluknya.
Dalam suratnya ke Stella Zeehandelaar ( 18 Agustus 1900 ). Kartini
merindukan tafsir Al Qur’an bisa dipelajari. Ia mengecam tentang metode
pengajaran al Qur’an, tapi tak ada seorangpun yang mengerti , karena
memakai bahasa arab.
Saati itu ia menyebut derita neraka yang dialami kaum perempuan yang
disebabkan ajaran Islam, yang disampaikan para guru guru agama. Ini
berkaitan dengan pola poligami yang lazim dilakukan para pembesar,
golongan priyayi. Agama Islam menjadi pembela egoisme lelaki, yang
menempatkan perempuan dalam posisi yang tidak adil.
Kartini mengutuk cara ini. Ia menulis “ Itu bukan dosa, bukan pula aib.
Ajaran Islam mengizinkan kaum lelaki kawin dengan empat orang perempuan
sekaligus. Mengapa hal ini seribu kali tidak bolah disebut dosa menurut
hukum dan ajaran Islam. Selamanya saya tetap menganggapnya dosa.
via: http://www.kaskus.co.id |
Semua perbuatan yang menyebabkan sesama manusia menderita, saya anggap sebagai dosa. Dosa ialah menyakiti makhluk lain.
Rupanya pemikiran R.A Kartini inilah yang membuatnya bisa bangkit dan
berdiri layaknya Kartini yang kita kenal sekarang. Kebutaan akan
pemahamannya membuatnya melawan sebuah ajaran yang membuat kaum wanita
tertindas, yaitu Poligami.
Ia
merasa wanita ada di titik terendah saat itu, dan mimpinya adalah
wanita bisa berdiri sejajar dengan lelaki di kemudian hari. Kalau
Kartini bisa melihat, mungkin ia bisa tersenyum dari atas sana melihat
wanita yang bisa berdiri sejajar dengan pria saat ini.
Kartini
lahir sebagai seorang Islam, dalam perjalanannya ia banyak mengalami
hal yang tak terduga. Ia juga meninggal sebagai seorang Muslim.
“Habis gelap, terbitlah terang”
Sumber: http://re-daksi.blogspot.co.id/2016/04/terungkap-bukan-islam-inilah-agama-yang.html
Terima kasih telah berkunjung di Blog kami! Setelah Anda membaca artikel ini mohon tinggalkan komentar dan jika ingin membagikan atau menyalin isi artikel ini jangan lupa meletakkan sumber link blog http://acehabad.blogspot.com. TERIMA KASIH!
2 comments:
Write komentar