Thursday, March 23, 2017

Kita Latah Sikapi Isu Culik Anak

Kita termasuk latah dalam menyikapi isu penculikan anak yang merebak akhir-akhir ini. Reaksi yang berlebihan terkadang merugikan kita sendiri. Misalnya, terlalu percaya terhadap isu yang sama sekali tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Akibatnya, orang-orang yang tidak berdosa atau tidak bersalah malah menjadi korban amukan massa yang tersulut emosinya. Korban tersebut antara lain orang idiot, pengemis, orang stress, dan penjual obat keliling.

Untung saja belum ada korban jiwa hingga meninggal dunia akibat amukan massa tersebut. Tetapi, tidakan main hakim sendiri, semisal memukul orang-orang yang dicurigai sampai babak belur sudah terjadi di sejumlah daerah di Aceh.

Kita Latah Sikapi Isu Culik Anak
Robi, penduduk Gosong Telaga Barat, Singkil Utara, Aceh Singkil dilihat warga setelah lari ketika bertemu orang tak dikenal, lantaran takut diculik, Selasa (21/3). 
Seperti dilansir harian ini Rabu kemarin, selama beberapa hari terakhir berkembang laporan menghebohkan di sejumlah wilayah Aceh. Bahkan, di media sosial beredar foto-foto dan video yang memperlihatkan proses interogasi yang dilakukan warga terhadap orang yang dituduh sebagai penculik anak.

Warga Desa Blang Mee, Kecamatan Kutablang, Bireuen, sekitar pukul 19.00 WIB, Senin (20/3) mengamankan seorang pemuda yang dicurigai akan menculik anak. Setelah dibawa ke Polsek Kutablang, ternyata pemuda tersebut mengalami keterbelakangan mental (idiot).

Di Gampong Geunteng Timur, Kecamatan Batee, Pidie polisi masih menyelidiki laporan percobaan penculikan bayi empat bulan, Arka Rizkillah, anak dari pasangan Zulkifli-Nurhayati yang terjadi Senin (20/3). “Kami masih menyelidiki dan mengumpulkan keterangan saksi terhadap laporan tersebut,” kata Kapolres Pidie, melalui Kapolsek Batee, Iptu Much Aji.

Dua wanita penjual obat herbal juga ditangkap di Desa Alue Ambang, Kecamatan Teunom, Aceh Jaya, Selasa (21/3), karena dicurigai sebagai penculik anak. Kedua wanita itu masing-masing Sumarni DG Sunngu (34) warga Dusun Balang, Desa Bontcmarannu, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, dan Kurniati (38), warga Dusun Bontolangkasa Utara, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Seorang warga Alu Ambang, Muklis mengatakan, kedua wanita penjual obat herbal itu nyaris diamuk masa karena melarikan diri saat dipanggil oleh warga. Setelah ditangkap, keduanya dibawa ke rumah keuchik, dan selanjutnya aparat desa menghubungi polisi untuk mengamankan kedua penjual obat tersebut.

Dari Aceh Singkil juga dilaporkan, seorang bocah bernama Robi (13), warga Lorong III, Desa Gosong Telaga Barat, Singkil Utara, trauma berat karena dia melaporkan sempat dikejar oleh orang tak dikenal, Selasa (21/3).

Menurut murid kelas 1 SMPN 2 Singkil Utara itu, dia dihampiri orang tak dikenal yang turun dari mobil saat dia sedang mancing di sekitar TPI Anak Laut Gosong Telaga, sekitar pukul 11.00 WIB. Robi langsung kabur ketika orang asing itu sedang menelepon.

Namun, dari sederat peristiwa tersebut tidak ada satu pun kasus penculikan yang benar-benar terjadi. Ternyata isu penculikan ini tidak hanya terjadi di Aceh, tetapi juga merebak di Pulau Jawa dan Kalimantan.

Tak jelas, siapa yang memulainya. Tetapi yang jelas, kita sudah terlanjur percaya, malah ikut pula menyebarkannya. Artinya, kita sudah menciptakan ketakutan sendiri, padahal kita tidak ingin hal itu terjadi. Nah?


Sumber: Serambi Indonesia

Artikel Terkait:

No comments:
Write komentar