BANDA ACEH | Walau perhitungan suara belum berakhir alias final, namun klaim kemenangan sudah dua kali disuarakan pasangan calon (paslon) nomor urut 6, Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah. Sementara, pengakuan sepihak itu ditanggapi dingin oleh paslon nomor urut 5, Muzakir Manaf-TA Khalid. Namun, tak berarti paslon ini pasrah dengan gerakan propanganda yang sedang dan akan dimainkan Irwandi Yusuf. “Silahkan saja dia mengklaim seperti itu. Pada Pilkada 2012 lalu, juga dia klaim menang. Tapi hasilnya tidak demikian,” begitu kata Muzakir Manaf atau akrab disapa Mualem pada MODUSACEH.CO, Sabtu siang (18/2/2017) di Banda Aceh.
Menurut Mualem, hingga saat ini berdasarkan formulir C1 yang dipegang pihaknya, dia mengaku masih unggul 41 persen dari paslon Irwandi Yusuf. Itu sebabnya, Mualem tak terkecoh dengan berbagai klaim yang dimainkan Irwandi Yusuf pada berbagai media cetak, elektronik (online) serta media sosial (medsos). “Saya tegaskan kembali, kami tetap berpegang pada posisi menang 41 persen berdasarkan form C1, bukan medsos dan propaganda murahan. Jika kami dizalimi, maka saya tidak akan bertanggungjawab bila ada reaksi di lapangan. Sebagai manusia saya juga punya keterbatasan untuk mengendalikan rakyat Aceh dan anak-anak (kader) PA/KPA di lapangan. Sebab, mereka sendiri yang menyaksikan dan mengawal suara-suara itu. Apa jadinya, kalau mereka tahu bahwa suara kami sudah digerus,” ujar Mualem.
Kata Mualem, jangan dikira ketika dirinya masih diam, lalu dengan mudah bisa dilakukan gerakan menzalimi. Selain menghargai hasil Pilkada resmi dari KIP Aceh. Dia juga mengaku masih sangat menghargai aparat keamanan di Aceh yaitu Kapolda Aceh dan Pangdam Iskandar Muda serta Kapolri, Panglima TNI, KABIN, Menkopolhukam di Jakarta. “Mereka harus berpikir resiko yang akan diterima. Bukan hanya rakyat Aceh, kader dan simpatisan PA/KPA saja, tapi juga marwah dan martabat ulama kharismatik Aceh dibawah bendera Ahlussunnah waljamaah. Jangan menginjak-injak martabat dan marwah ulama kharismatik Aceh,” sebut Mualem menginggatkan.
Karena itulah, dia menginggatkan penyelenggara Pilkada Aceh agar tidak terkecoh dengan propaganda murahan yang dimainkan pada medsos serta media pers partisan salah satu kandidat. “Kalau kami dizalimi, maka terlalu murah harga perdamaian yang telah tercipta saat ini. Apakah jika mereka memihak kepada salah satu paslon, lalu Aceh ini akan menjadi seperti surga atau sebaliknya, jika mereka netral dan mengakui kemenangan kami, lalu Aceh akan menjadi neraka,” tegas Mualem.
Sumber: http://www.modusaceh.co/news/muzakir-manaf-ta-khalid-berpegang-c1-dan-melawan-kezaliman/index.html
6 comments:
Write komentar