Hasil deteksi intelejen TNI, yang disampaikan oleh Jenderal "SS", dan beberapa Jenderal mantan Pangab dan Kasad yang tergabung dalam Pemerhati NKRI. Bahwa NKRI bukan lagi di infiltrasi oleh kekuatan Asing, tetapi sudah di penetrasi!
Ahok dengan 9 Taipan Cina |
Kekuatan besar yang ada dibelakang Ahok bukan hanya 9 naga saja, tetapi dibalik 9 naga itu ada kekuatan RRC. Inilah bentuk proxy war yang sedang dijalankan rezim ini. Tetapi kenapa aparat kemanan terkesan "Diam" ?. Hal itu, ada kemungkinan karena sebagian dari elit TNI Polri yg aktif saat ini sdh tersandera oleh kekuatan uang 9 naga.
Dan yang kedua, mungkin saja dia ragu dengan kekuatan dalam negeri untuk menghadapi kekuatan RRC yang sudah memasang kukunya melalui jutaan tentaranya yg berkedok tenaga kerja.
Disamping itu, RRC juga sudah melakukan pembinaan secara berkala pada kader Komunis Indonesia yg akan menjadi "Komprador" mereka, guna melakukan perlawanan terhadap bangsanya sendiri. Sekaligus utk balas dendam atas Gagalnya G-30 September 1965 lalu.
Menghadapi situasi saat ini, sejumlah elit politik yg sangat nasionalis, berpendapat bahwa diperlukan dukunga penuh dari rakyat banyak (People Power) khususnya dari ummat beragama. Itulah sebabnya kami menggandeng semua ummat beragama (bukan Islam saja) yang masih mememiliki nasionalisme dan belum menjadi "Komprador asing".
Sayangnya kami lemah dalam pengelolaan media. Sementara media mainstream (khususnya group Kompas, MetroTV, Berita Satu, Detikcom/DetikNews, Merdeka, Liputan6 dan sejumlah media online lainnya) sudah "di beli" oleh pihak 9 naga. Sehingga berita yang mereka broadcast sangat subyektif, dan nyaris tidak ada perimbangan.
Akibatnya cukup merusak, sebab sebagian ummat Islampun banyak yg menjadi gagal paham. Sehingga mereka melihat aksi Bela Islam sebagai aksi kelompok Radikal, anti tolerance dan anti prulalisme. Itulah bentuk Fitnah yang terus mereka kembangkan.
Selain itu, Islam di adu-domba dengan ummat Nasrani dan ummat beragama lainnya. Mereka memecah belah kekuatan ummat beragama, dengan berbagai fitnahan dan tuduhan hoax pula. Itulah cara-cara komunis, mereka menghalalkan Dusta, Memutar balikkan fakta, Memalsukan dokumen dan Membunuh karakter, Membunuh pisik dan kalau perlu nantinya Pembantaian (ingat kasus Muso 1948).
Kami bersyukur masih ada tokoh diluar ummat Islam (Seperti Kiwik Kian Jie, Mayjend. Prabowo, dan sejumlah tokoh non ummat Islam lainnya) yang dengan jernih dapat melihat dan membaca adanya ancamam serious terhadap kedaulatan NKRI. Yang kedua, kami juga bersyukur karena Allah SWT memperlihatkan sifat asli Ahok ketika menyatakan " dibohongi oleh surah Al Maidah 51 ". Sehingga GNPF - MUI, bereaksi utk merapatkan barisan guna melawan si Penista Agama itu.
Namun, aksi GNPF - MUI bukan saja di fitnah, tetapi juga mengalami tekanan dan intimidasi dari berbagai pihak. Disamping dari kalangan aparat, tetapi juga dari sejumlah Muslim Munafiq yg telah bermutasi menjadi "komprador" ikut2an menghujat Ulamanya karena ingin membela orang yg menghujat agamanya.
Sehingga saya berani katakan bahwa, kami tidak khwatir dengan pihak Kafir atau non Muslim, karena mungkin mrk juga bagian dari yg gagal paham ttg ancaman yg ada.
Tetapi yg sangat kami khawatirkan adalah musuh dalam selimut. Yaitu, orang munafiq, yg mengaku Islam, tetapi mendukung si penista agamannya. Bahkan menghujat ulamanya.
Mudah2 an Allah SWT bisa membuka mata dan hati kita semua utk mau membela NKRI yg sedang dalam cengkraman Komunisme dan asing.
Aamiin YRA.
Copas FB Muhammad Rusdi
No comments:
Write komentar