Saturday, January 7, 2017

Tu Sop: “Saat ini kita butuh pergerakan dimana orang kuat harus baik, dan orang baik harus diperkuat" (Bedah Buku Tu Sop)

"Bedah Buku Tu Sop" Dihadiri Ratusan Peserta

BANDA ACEH | Ratusan peserta dari kalangan mahasiswa, aktivis, dan dosen, menghadiri bedah buku Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab yang akrab disapa Tu Sop berjudul ‘Memperbaiki Orang Kuat, Menguatkan Orang Baik’, Jumat (6/1), di Aula Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh.

Ratusan Peserta Hadiri Bedah Buku Tusop
Antropolog Aceh, Kamaruzzaman Bustamam Ahmad (KBA) berbicara dalam acara bedah buku Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab, yang akrab disapa Tu Sop berjudul ‘Memperbaiki Orang Kuat, Menguatkan Orang Baik’, Jumat (6/1) di Aula Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh. 
Kegiatan bedah buku itu menghadirkan sejumlah pembedah, di antaranya Antropolog Aceh yang juga dosen UIN Ar-Raniry, Kamaruzzaman Bustamam Ahmad (KBA). Akademisi, Prof Dr Mustanir Yahya, serta Redaktur Politik Harian Serambi Indonesia, Yocerizal. Serta dihadiri oleh Wakil Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr Syamsul Rijal M Ag.

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad menyampaikan, pesan tersirat dari Tu Sop dalam bukunya adalah bagaimana menjadikan manusia menjadi manusia seutuhnya. Sambil menjelaskan lima tingkatan manusia yang ditemukan dalam penelitiannya, KBA menyebut bahwa pemikiran Tu Sop dalam buku ini adalah hasil penggabungan pemikiran dan batin sekaligus secara bersamaan.

Sementara Prof Mustanir menyampaikan, selama ini banyak orang ingin mengubah kemungkaran, namun sayangnya mereka tidak memiliki kekuatan (power). Dalam buku Tu Sop tersebut, kata Mustanir, tertulis dan tersirat bahwa untuk mencegah dan memperbaiki kemungkaran harus dengan power.

Sedangkan Yocerizal, disamping mengkritisi sejumlah kesalahan dalam penulisan, ia juga menyebut bahwa secara subtansi buku ini menarik untuk dibaca karena dapat memperkaya khasanah berfikir tentang politik dan Islam. “Buku ini menuntun kita untuk menjadikan Islam sebagai solusi menghadapi berbagai problematika hidup di dunia,” ujarnya.

Tu Sop yang diberi kesempatan menanggapi, mengemukan bahwa untuk tegaknya dunia harus dengan empat hal, yaitu ulama dengan ilmunya, umara dengan keadilannya, orang kaya dengan kemurahannya, faqir dengan doanya.

Karena kalau ilmunya ulama tidak berfungsi, dunia akan hancur, pemimpin yang tidak adil juga akan merusak dunia. Orang kaya yang tidak dermawan juga akan merusak. Faqir tapi tidak berdoa juga akan merusak.

“Saat ini kita butuh pergerakan dimana orang kuat harus baik, dan orang baik harus diperkuat. Kalau kalah cepat, kita akan cepat kalah. Jangan sampai anak-anak kita dan generasi bangsa ini berada dalam perencanaan orang, bukan dalam rencana kita sendiri, “ ujar Tu Sop.

Sumber: Serambi Indonesia

No comments:
Write komentar