Haba ASA | Kita
sudah sering mendengar berita tentang para hacker top dunia dengan
kemampuan mereka yang luar biasa, ada yang mampu meretas data FBI, data
bank, perusahaan-perusahaan besar sampai data penting pemerintahan,
misalnya saja Kevin Mitnick, Linus Torvalds, Robert Tappan Morris dan
masih banyak lagi hacker lain dengan nama yang sudah mendunia.
Tapi tahukah anda bahwa ada seorang hacker asal Aceh yang sangat ditakuti oleh negara-negara lain? Dia adalah Saiful Amri. Saiful berbeda, dia tidak hanya mampu meretas data bank, pertahanan negara atau hanya sekadar meretas situs milik presiden saja, yang mampu dilakukan olehnya lebih dari itu, dia mampu untuk langsung meretas satelit. Tentu saja keahliannya itu dalam dunia hacker menjadi pembicaraan banyak negara di luar sana, pria kelahiran 19 April 1998 ini bahkan sering diundang sebagai pembicara dalam pertemuan hacker internasional.
"Kalau mau saya bisa saja mengontrol internet di seluruh Indonesia,“ kata Saiful dalam interview nya dengan Deutsche Welle, sebuah stasiun televisi dan radio di Jerman. Saiful adalah seorang hacker Indonesia asal Pidie dengan reputasi mendunia, sering menghadiri acara di Torino, Berlin, Paris, Amsterdam bahkan Krakow untuk menjadi pembicara dalam pertemuan hacker internasional yang membahas tentang sistem keamanan, dia bahkan mempraktekan cara bagaimana dia bisa meretas satelit.
Tetapi yang lebih membanggakan lagi bagi Indonesia, Saiful bukanlah seorang hacker kriminal yang sengaja meretas satelit untuk kepentingan pribadinya, dia melakukannya karena pada tahun 2012, Saiful pernah menjadi pembicara tentang isu keamanan satelit. Dari hal tersebutlah, Saiful mencoba untuk mempelajari sistem dan proses kerja satelit yang akhirnya dia dapat menguasainya.
Tidak hanya sekedar mengubah arah satelit, Saiful bahkan mampu menggeser satelit yang dia targetkan, misalnya saja satelit China yang pernah menjadi uji coba baginya karena permintaan dari negara China langsung untuk menguji pertahanan satelit mereka, Saiful menggeser posisinya hingga membuat kliennya itu kualahan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saiful selajutnya dijadikan acuan sebuah topik pembicaraan dalam acara Black Hat Security Conference di Washington pada bulan Januari 2013 silam.
Sumber: kompasiana.com
Saiful Amri, hecker asal Aceh |
Tapi tahukah anda bahwa ada seorang hacker asal Aceh yang sangat ditakuti oleh negara-negara lain? Dia adalah Saiful Amri. Saiful berbeda, dia tidak hanya mampu meretas data bank, pertahanan negara atau hanya sekadar meretas situs milik presiden saja, yang mampu dilakukan olehnya lebih dari itu, dia mampu untuk langsung meretas satelit. Tentu saja keahliannya itu dalam dunia hacker menjadi pembicaraan banyak negara di luar sana, pria kelahiran 19 April 1998 ini bahkan sering diundang sebagai pembicara dalam pertemuan hacker internasional.
"Kalau mau saya bisa saja mengontrol internet di seluruh Indonesia,“ kata Saiful dalam interview nya dengan Deutsche Welle, sebuah stasiun televisi dan radio di Jerman. Saiful adalah seorang hacker Indonesia asal Pidie dengan reputasi mendunia, sering menghadiri acara di Torino, Berlin, Paris, Amsterdam bahkan Krakow untuk menjadi pembicara dalam pertemuan hacker internasional yang membahas tentang sistem keamanan, dia bahkan mempraktekan cara bagaimana dia bisa meretas satelit.
Tetapi yang lebih membanggakan lagi bagi Indonesia, Saiful bukanlah seorang hacker kriminal yang sengaja meretas satelit untuk kepentingan pribadinya, dia melakukannya karena pada tahun 2012, Saiful pernah menjadi pembicara tentang isu keamanan satelit. Dari hal tersebutlah, Saiful mencoba untuk mempelajari sistem dan proses kerja satelit yang akhirnya dia dapat menguasainya.
Tidak hanya sekedar mengubah arah satelit, Saiful bahkan mampu menggeser satelit yang dia targetkan, misalnya saja satelit China yang pernah menjadi uji coba baginya karena permintaan dari negara China langsung untuk menguji pertahanan satelit mereka, Saiful menggeser posisinya hingga membuat kliennya itu kualahan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saiful selajutnya dijadikan acuan sebuah topik pembicaraan dalam acara Black Hat Security Conference di Washington pada bulan Januari 2013 silam.
Sumber: kompasiana.com
2 comments:
Write komentar