Tuesday, March 15, 2016

Nama dan Profil Gubernur Aceh Sepanjang Masa

Nama Gubernur Aceh Dari Masa ke Masa




1.    Teuku Nyak Arief (1945-1946)
2.    Teuku Daud Syah (1947-1948)
3.    Tgk. Daud Beureueh (1948-1951) Gubernur militer
4.    Danu Broto (1951-1952)
5.    Teuku Sulaiman Daud (1952-1953)
6.    Abdul Wahab (1953-1955)
7.    Abdul Razak (1955-1956)
8.    Ali Hasjmy (1957-1964)
9.    Nyak Adam Kamil (1964-1966)
10.  H. Hasbi Wahidi (1966-1967)
11.  A. Muzakkir Walad (1967-1978)
12.   Prof. Dr. A. Madjid Ibrahim (1978-1981)
13.  Eddy Sabhara (Pjs) (1981)
14.  H. Hadi Thayeb (1981-1986)
15.  Prof. Dr. Ibrahim Hasan (1986-1993)
16.  Prof. Dr. Syamsudin Mahmud (1993-21 Juni 2000)
17.  Ramli Ridwan (Pj. 21 Juni 2000-November 2000)
18.  Abdullah Puteh November (2000-19 Juli 2004), wakilnya Azwar Abubakar
19.  Mustafa Abubakar (Pj. 30 Desember 2005-Februari 2007)
20.  Irwandi Yusuf (8 Februari 2007-7 Februari 2011), wakilnya Muhammad Nazar
21.  Dr. Zaini Abdullah ( Periode 2012 – 2017), wakilnya Muzakir Manaf

Profil Lebih Detail Mengenai Gubernur Aceh Sepanjang Masa
1.      Teuku Nyak Arief (1945-1946)

Latar Belakang :
Teuku Nyak Arief dilahirkan di Ulèë Lheue, Kutaraja (sekarang Banda Aceh) pada tanggal 17 Juli 1899. Ayahnya adalah seorang Ulèë Balang bernama Teuku Nyak Banta, ibunya bernama Cut Nyak Rayeuk. Kedudukan Teuku Nyak Banta adalah sebagai Panglima Sagi 26 Mukim wilayah Aceh Besar. Teuku Nyak Arief merupakan anak yang ke 3 dari 5 bersaudara, adapun saudara kandung Teuku Nyak Arief adalah sebagai berikut:
1. Cut Nyak Asmah.
2. Cut Nyak Mariah.
3. Teuku Nyak Arief.
4. Cut Nyak Samsiah.
5. Teuku Mohd. Yusuf.

Teuku Nyak Arief bersekolah di Volksschool (Sekolah Rakyat) Kutaraja, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Raja Kweekschool di Bukit Tinggi, dan kemudian Sekolah Pamongpraja OSVIA di Serang Banten. Sekolah ini khusus diadakan oleh Belanda untuk anak-anak Raja dan Bangsawan dari seluruh Indonesia.

2. Teuku Daud Syah (1947-1948)
3. Tgk. Daud Beureueh (1948-1951) Gubernur militer

Latar Belakang:
Teungku Muhammad Daud Beureu’eh (lahir di Beureu’eh, kabupaten Pidie, Aceh, 17 September 1899 – meninggal di Aceh, 10 Juni 1987 pada umur 87 tahun) atau yang nama lengkapnya adalah Teungku Muhammad Daud Beureu’eh adalah mantan Gubernur Aceh, pendiri NII di Aceh dan pejuang kemerdekaan Indonesia.
Ketika PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) didirikan untuk menentang pendudukan Belanda, Daud Beureu’eh terpilih sebagai ketuanya. Pada masa perang revolusi, Daud Beureu’eh menjabat sebagai Gubernur Militer Aceh.
Sejak 21 September 1953 sampai dengan 9 Mei 1962, ia melakukan pemberontakan kepada pemerintah dengan mendirikan NII akibat ketidakpuasannya atas pemerintahan Soekarno. Namun akhirnya ia kembali ke pangkuan Republik Indonesia setelah dibujuk kembali oleh Mohammad Natsir.

4. Danu Broto (1951-1952)
5. Teuku Sulaiman Daud (1952-1953)
6. Abdul Wahab (1953-1955)
7. Abdul Razak (1955-1956)
8. Ali Hasjmy (1957-1964)
9. Nyak Adam Kamil (1964-1966)
10. H. Hasbi Wahidi (1966-1967)
11. A. Muzakkir Walad (1967-1978)

12. Prof. Dr. A. Madjid Ibrahim (1978-1981)

Latar Belakang :
Prof. Ali Hasjmy (Nama lahir: Muhammad Ali Hasyim) alias Al Hariry, Asmara Hakiki dan Aria Hadiningsun lahir di Lampaseh, Aceh, 28 Maret 1914 – meninggal 18 Januari 1998 pada umur 83 tahun adalah sastrawan, ulama, dan tokoh daerah Aceh. selengkapnya
13. Eddy Sabhara (Pjs) (1981)

14. H. Hadi Thayeb (1981-1986)

Latar Belakang :
Teuku Mohammad Hadi Thayeb (lahir di Peureulak, Aceh, 14 September 1922; umur 89 tahun) adalah putra Teuku Tjhik Haji Mohammad Thayeb, pejuang Indonesia dan uleebalang terakhir dari Peureulak, Aceh Timur, yang “diasingkan” oleh Belanda dari Aceh. Hadi, anak ke-lima dari delapan bersaudara, mengikuti jejak ayahnya untuk mewujudkan impian kemerdekaan Indonesia.

Sejak kecil, Hadi bercita-cita menjadi dokter. Setelah menyelesaikan sekolahnya di HBS Jakarta, ia masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tetapi, pada masa itu, penjajahan Jepang telah menyusup permukaan Indonesia. Dengan demikian, Hadi yang termasuk alumni FKUI/Salemba 6, terpaksa berhenti masa pendidikan kedokterannya pada tanggal 8 Maret 1942. FKUI awalnya di bentuk oleh Pemertinah Hindia-Belanda pada tanggal 16 Agustus 1927, atas nama Geneeskundige Hoogeschool. Kedatangan Jepang mengakibatkan penetutupan Sekolah Tinggi Kedokteran, dan diberi nama Ika Dai Gaku pada tanggal 29 April 1943 kemudian.
Mula-mulanya, Hadi bertugas sebagai Pemimpin Kantor Urusan Indonesia pada tahun 1942 hingga 1945. Selain itu, ia menjadi anggota Seinendan (Barisan Pemuda) dari 1944 sampai 1945. Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945, Hadi diajak oleh Achmad Soebardjo (Menteri Luar Negeri Indonesia pertama) untuk membentuk dan mendirikan kantor Departemen Luar Negeri. Untuk sementara itu, rumah/garasi Achmad Soebardjo di Jl. Cikini no. 80-82 diubah dan digunakan sebagai kantor Deplu. Sejak itu, Hadi menjadi pegawai permanen di Deplu. Ia termasuk enam pegawai pertama Deplu (dua diantaranya Bapak Achmad Soebardjo dan Ibu Herawati Diah).
Hadi dikenal terutama sebagai orang diplomat dalam masa kariernya. Ia menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Italia, Polandia, Arab Saudi, Swiss dan Britania Raya. Sebelumnya ia ditugaskan sebagai Chargé d’affaires di Meksiko dan Paris. Selain itu, jabatan yang pernah diduduki atau diisi oleh Hadi adalah Menteri Perindustrian, Wakil Gubernur Lemhannas dan Gubernur Aceh

15. Prof. Dr. Ibrahim Hasan (1986-1993)

Latar Belakang :
Ibrahim Hassan (lahir di Lampoh Weng, Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam, 16 Maret 1935 – meninggal di Jakarta, 20 Januari 2007 pada umur 71 tahun) adalah salah satu mantan Menteri Negara Urusan Pangan/Kabulog dan Gubernur Aceh periode 19861993. Ia juga pernah menjabat sebagai rektor Universitas Syiah Kuala periode 1973 dan 1982. selengkapnya

16. Prof. Dr. Syamsudin Mahmud (1993-21 Juni 2000)

Latar Belakang :
Syamsudin Mahmud (lahir di Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam, 24 April 1935; umur 77 tahun) Gubernur Aceh periode 19932000. Ia diangkat sebagai Gubernur Aceh menggantikan Ibrahim Hassan. selengkapnya

17. Ramli Ridwan (Pj. 21 Juni 2000-November 2000)

18. Abdullah Puteh November (2000-19 Juli 2004)

Latar belakang :
Abdullah Puteh (lahir di Meunasah Arun, Aceh Timur, 4 Juli 1948; umur 63 tahun), adalah seorang mantan gubernur Nanggroe Aceh Darussalam,(Aceh sekarang).
Ia pada tanggal 7 Desember 2004 dijebloskan ke Rutan Salemba, Jakarta karena dituduh melakukan korupsi dalam pembelian 2 buah helikopter PLC Rostov jenis MI-2 senilai Rp 12,5 miliar.
Pada 11 April 2005, Puteh divonis hukuman penjara 10 tahun oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Saat vonis hakim dibacakan, Puteh berada di rumah sakit karena baru selesai dioperasi prostatnya. Segera setelah putusan tersebut dikeluarkan, Departemen Dalam Negeri memberhentikan Puteh sebagai Gubernur. Sebelumnya Puteh hanya dinonaktifkan sementara sejak 26 Desember 2004.

19. Azwar Abubakar (Pj. 19 Juli 2004-30 Desember 2005)

Pejabat Gubernur, mengantikan Abdullah Puteh yang dipenjara 10 tahun karena kasus korupsi

Latar Belakang :

20. Mustafa Abubakar (Pj. 30 Desember 2005-Februari 2007)

Latar Belakang :
Mustafa Abubakar, Dr. Ir. (lahir di Pidie, Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam, 15 Oktober 1949; umur 62 tahun) adalah Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II dan mantan Direktur Utama Perusahaan Umum (PERUM) Badan Urusan Logistik (BULOG) Republik Indonesia. Ia juga adalah mantan Pelaksana Tugas Harian Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam.
Mustafa Abubakar jatuh sakit dan dilarikan ke rumah sakit Medistra, Jakarta pada tanggal 23 Agustus 2011[1] dan untuk sementara tugasnya akan digantikan oleh Hatta Rajasa. Pada tanggal 18 Oktober 2011, berkaitan dengan perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II, Mustafa Abubakar digantikan oleh Dahlan Iskan sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia

21. Irwandi Yusuf (8 Februari 2007-7 Februari 2011)

Latar Belakang :
Irwandi Yusuf atau lengkapnya drh. Irwandi Yusuf M.Sc. (lahir di Bireuen, Aceh, 2 Agustus 1960; umur 51 tahun) adalah Gubernur Provinsi Aceh .

Bersama wakilnya, ia dilantik pada 8 Februari 2007 oleh Menteri Dalam Negeri Mohammad Ma’ruf di hadapan 67 anggota DPR Aceh. selengkapnya

22. Dr. Zaini Abdullah ( Periode 2012 – 2017) Sekarang

Latar Belakang :
Dr. ZAINI ABDULLAH Alamat Tempat Tinggal: Darul Aman, Desa Rapana, Jl. Tangse km 1, Teureubue,  Beureunuen
Tempat dan tanggal lahir: Sigli, 24 April  1940
Profesi: Dokter
Kewargenegaraan: Indonesia
Nama Istri: Niazah A. Hamid
Nama Anak:
–   Niza Ratna Zaini
–    Hasnita Zahra Zaini
–    Sri Wahyuni Zaini

Riwayat Pendidikan:
–    Sekolah Rakyat di Beureunuen – Aceh (1947-1952)
–    Sekolah Menengah Pertama Sigli – Aceh (1953-1957)
–    Sekolah Menengah Atas Kutaraja/Banda Aceh – Aceh (1957-1960)
–    Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (1960-1972)
–    Pendidikan Spesialis dalam Bidang Penyakit Kandungan dan Kebidanan pada Universitas Sumatera Utara (USU) – RSU Pirngadi – Medan (1975-1977)
–    Pendidikan Spesialis ‘Family Doctor’ di Karolinska Universitets Sjukhus Huddinge,  Stockholm – Swedia (1990-1995)

Riwayat Pekerjaan:
–    Kepala Puskesmas/Kepala Rumah Sakit Umum Kuala Simpang–Aceh Timur  (1972-1975)
–    Aktif sebagai dokter di sejumlah Rumah Sakit di Swedia (1982-2005)
–    Pensiun dan bekerja sebagai Konsultan Kesehatan dan dokter di Rumah Sakit Umum dan Health Centre di Swedia (2005-2009)
Pengalaman dalam Organisasi dan Perdamaian
–    Leadership Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sekaligus Anggota Delegasi GAM dalam proses perdamaian Pertama dengan Pemerintah Republik Indonesia (RI) pada Tahun 2000-2003 di Genewa – Swiss.
–    Leadership Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sekaligus anggota Delegasi GAM dalam Perundingan Antara GAM dan Pemerintah Republik Indonesia di Helsinki-Finlandia tahun 2005 yang menghasilkan Kesepakatan Damai Bersama (MoU) Helsinki 15 Agustus 2005.

No comments:
Write komentar