Lhokseumawe – Kisruh tentang bendera Bulan Bintang (BB)yang kembali memanas pasca gagal di naikkan dihalaman gedung DPRA dua hari lalu Senin, (29/02/2016) mendapat tanggapan dari ASNLF, malah sebelumnya pada peringatan hari May Day sedunia (1/5) di stockholm Swedia yang diikuti oleh perwakilan ASNLF dari Amerika, Jerman, Belanda , Norwegia dan Denmark dengan jelas sudah menolak dan mengecam jika bendera perjuangan Aceh Merdeka yang dideklarasikan oleh Alm Tgk Hasan Tiro ini dijadikan bendera salah satu propinsi di wilayah NKRI.
Anggota DPRA mengibarkan bendera di dalam gedung DPRA pada Senin, 29/2/2016Terkait dengan penolakan dari ASNLF tersebut, Pemimpin Redaksi jurnalatjeh.com mencoba mewawancarai langsung ketua Presedium ASNLF Ariffadhillah di jerman dengan menggunakan bahasa Aceh yang redaksi terjemahkan dalam bahasa Indonesia, Rabu, 6 Mei 2015.
Jurnalatjeh.com: “Apa alasan ASNLF menolak bendera bintang bulan dijadikan Bendera Propinsi Aceh?”
Ariffadhillah: “Semua masyarakat tahu bahkan dunia Internasional tahu bahwa bendera bulan Bintang adalah bendera simbol pergerakan perjuangan Aceh Merdeka dengan tujuan untuk berdirinya Negara Aceh yang berdaulat, dan hal ini juga sesuai dengan telah diterimanya bendera bintang bulan sebagai bendera perjuangan ASNLF kedalam UNPO (The Unrepresented Nations and Peoples Organization) yaitu sebuah badan internasional, yang didirikan pada tahun 1991,dan mempunyai 41 anggota dari bangsa-bangsa pribumi yang tidak diakui, minoritas dan wilayah-wilayah jajahan. Selain memiliki kantor pusat di Den Haag, Belanda, UNPO juga punya kantor advokasi di Brussel, Belgia, dimana sebagian besar institusi-institusi Uni Eropa berkedudukan. Pada prinsipnya ASNLF mengecam jika bendera bulan bintang dijadikan bendera propinsi Aceh”.
Jurnalatjeh.com: “Saat ini di Aceh pasca gagal dinaikkan bendera Bulan Bintang di halaman gedung DPRA timbul pro dan kontra di dalam masyarakat, apa pendapat anda ?
Ariffadhillah: Saya kira terjadinya pro dan kontra karena tidak mengerti duduk persoalan sebenarnya dalam persoalan bendera bulan bintang ini, padahal jelas dalam bendera Bulan Bintang ada spirit yang cukup kuat untuk mendirikan kedaulatan Aceh, spirit itulah yang cukup ditakuti oleh lawan, dan pihak lawan akan terus berusaha untuk menjatuhkan spirit atau menghilangkan spirit Aceh merdeka dengan berbagai macam cara, disamping juga dalam persoalan itu jelas ada sikap emosional dalam berpolitik yang tidak terkontrol.”
Jurnalatjeh.com: “Jika seandainya bendera BB diterima oleh Pemerintah Pusat jadi bendera propinsi Aceh sebagaimana yang sedang diperjuangkan oleh DPRA sesuai dengan amanah MOU Helsinki, apakah ini berarti spirit yang anda maksudkan tadi mengecil bahkan menghilang?”
Ariffadhillah: “Spirit itu tetap menyala dan tidak akan kendur, dan ASNLF tidak ada urusan dengan mekanisme dalam NKRI, yang jelas ASNLF tetap menggunakan simbol itu (BB – red) mulai dari awal perjuang ASNLF yang dicetuskan oleh Alm Tgk Hasan di Tiro hingga saat ini, dan perlu diketahui bahwa MOU Helsinki itu akan sama nasibnya dengan Ikrar Lamteh yang tetap akan merugikan bagi rakyat Aceh.”
Jurnalatjeh.com: “Apa harapan anda kepada anggota ASNLF yang ada di Aceh dan khususnya rakyat Aceh?”
Ariffadhillah: “Jaga diri baik-baik, jangan terpengaruh dengan isu-isu yang dapat melemahkan semangat perjuangan Aceh Merdeka.”
Tidak berapa lama Ariffadhillah mengatakan”itu dulu yang dapat saya sampaikan, saya hendakberangkat jika Ada hal lain nanti saja dikominkasikan lagi, semoga apa yang saya sampaikan ini bermanfaat dan agar rakyat Aceh mengerti arti dari Bendera Bulan Bintang dan mengapa Bendera Bulan Bintang lahir” ungkapnya mengakhiri wawancara. (Deni Andepa)
Sumber:
Jurnalatjeh.com
Wednesday, March 2, 2016
ASNLF Kecam Bendera Bulan Bintang jadi Bendera Propinsi di NKRI
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Write komentar