Monday, April 20, 2015

Merilis Kisah "Janji Cut Nyak", Dengan Pengiriman Ribuan Tentara

 “...Untuk rakyat Aceh, percayalah, Cut Nyak tak akan membiarkan setetes pun darah tumpah di Tanah Rencong...” [MEGAWATI]


Sejarah 30 Juli: Janji ‘Cut Nyak’ Megawati di Tanah Serambi

Merilis Kisah "Janji Cut Nyak", Dengan Pengiriman Ribuan Tentara

SEDIKIT sekali yang ingat tentang hari itu, 30 Juli. Padahal, bagi orang Aceh hari ini merupakan salah satu hari sejarah janji, janji yang tidak pernah ditepati oleh seorang mantan Presiden Megawati Soekarno Putri.
Tepat 14 tahun silam, 30 Juli 1999, Megawati sempat berpidato di Aceh. Di hadapan ulama dan rakyat Tanah Serambi, Megawati berujar, “Untuk rakyat Aceh, percayalah, “Cut Nyak” tak akan membiarkan setetes pun darah tumpah di Tanah Rencong.”

Kalimat itu ia pekikkan di pengeras suara tatkala pidato kemenangan partainya, Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Megawati memberanikan diri melakapkan dirinya sebagai “Cut Nyak”, nama pahlawan wanita Aceh. Hal inilah yang membuat orang Aceh seketika terkesima pada sosok anak bekas Presiden Pertama Indonesia itu.



Janji tetaplah janji. Nyatanya, setelah menjadi presiden, Megawati lupa bahwa ribuan orang Aceh pernah memilih dia dan partainya. Dari Istana Negara, ia justru mengirimkan 40.000 pasukan ke Aceh dalam rangka Darurat Militer.


Pengiriman itu tidak lama setelah ia dilantik jadi Presiden. Ribuan nyawa kemudian melayang dengan mudah. Aceh kembali bersimbah darah.

Sudah menjadi karakter orang Aceh, lekas iba dan kasihan melihat orang lain, apalagi orang tersebut sampai menangis. Inilah yang dilakoni oleh Mega tatkala kampanye kemenangan PDI di Aceh 1999 lalu.

Sembari mengucapkan janji tidak akan ada lagi pertumpahan darah di Tanah Rencong, Mega berbasah mata dalam suaranya yang diserakbasahkan. Persis seperti ayahnya.


Megawati yang kerap disapa “Mbak Mega” di Tanah Jawa merupakan presiden ke-5 Republik Indonesia. Ia menduduki kursi kepresidenan 23 Juli 2001 dan berakhir pada 20 Oktober 2004. Presiden perempuan pertama di Indonesia ini kalah dalam percaturan politik berikutnya dari Susilo Bambang Yudhoyono.

Kini, semua hari itu di hari ini hanya tinggal kenangan. Aceh tetaplah “Tanah 1000 Janji” dari Republik Ibu Pertiwi. Semoga kali ini, Aceh benar-benar aman, damai seperti harapan banyak orang. Semoga!

No comments:
Write komentar